Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Retno Balas Kunjungan Pence, Perkuat Kemitraan Strategis

Kompas.com - 04/05/2017, 17:49 WIB

 

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Indonesia siap memperkuat kemitraan strategis dengan Amerika Serikat melalui kerja sama yang saling menguntungkan bagi rakyat kedua negara.

Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, menyampakan hal tersebut ketika tiba di Washington DC,  Rabu (3/5/2017) malam waktu setempat.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, menjelaskan, Menlu Retno akan berada di Washington DC selama dua hari, 4-5 Mei 2017.

Kunjungan itu dilakukan rangka menindaklanjuti  kunjungan Wakil Presiden AS, Mike Pence, ke Jakarta pada April lalu.

Retno berada di Washington DC juga dalam rangka menghadiri pertemuan khusus para Menlu ASEAN dan Menlu AS, yang dilaksanakan pada Kamis (4/5/2017) waktu setempat.

Baca: Awal Mei, Menlu Retno ke AS untuk Tindak Lanjuti Kunjungan Mike Pence

Retno akan melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu AS, Rex Tillerson, kunjungan kehormatan ke Wapres Mike Pence, dan Ketua DPR AS Paul Ryan.

Di samping itu, Retno juga akan melakukan pembahasan dengan Thomas P Bossert, penasihat Presiden AS Donald Trump bidang penanggulan terorisme.

Beberapa isu utama yang akan diangkat dalam berbagai pertemuan tersebut adalah kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan dan upaya bersama dalam menanggulangi terorisme dan radikalisme melalui pendekatan soft power.

Selain itu, juga dibicarakan mengenai kerja sama menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan serta upaya penyelesaian konflik Palestina dan Israel.

Menurut Menlu, sebagai sesama negara demokratis dan majemuk, kerja sama Indonesia-AS bukan saja memberikan manfaat kepada kedua negara.

“Namun, juga dapat memberikan kontribusi untuk mempertahankan stabilitas, keamanan dan peningkatan kesejahteraan di kawasan dan dunia,” tegas Retno seperti disampaikan Arrmanatha, yang juga akrab disapa Tata.

Baca: Kepada Mike Pence, Wapres Pamer Iklim Demokrasi Indonesia

Sebagai dua negara demokrasi, Indonesia dan AS adalah mitra strategis untuk bekerja sama dalam mendorong nilai toleransi dan harmoni serta melawan ideologi radikal terorisme yg bertentangan dengan nilai kebhinekaan melalui pendekatan soft power.

Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, demokratis dan toleran, Indonesia memiliki kredensial yang besar dalam memimpin upaya global melawan ideologi radikal melalui soft power.

Di saat yang sama, sebagai negara yg pluralis dan sesuai Konstitusi, Islam, dan Muslim memiliki ruang yang besar untuk tumbuh dan berkembang di AS sebagaimana agama lainnya.

Kedua negara adalah mitra strategis untuk meningkatkan kerja sama ekonomi yg fair dan bebas yang memberi keuntungan bagi kedua negara dan rakyatnya.

Sebagai ekonomi terbesar di dunia dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, kedua negara memiliki peluang untuk meningkatkan potensi kerja sama ekonomi.

Keberlanjutan keterlibatan AS di kawasan Asia dan Pasifik khususnya Asia Tenggara bukan saja memberikan manfaat strategis bagi negara-negara ASEAN namun juga bagi kepentingan strategis AS di kawasan.

Baca: Wapres AS: Islam di Indonesia Menginspirasi Dunia

Indonesia dan AS akan terus bekerja sama untuk memelihara stabilitas, keamanan dan kemakmuran di kawasan.

Biaya yang akan dipikul negara-negara di kawasan dan AS akan lebih besar jika kawasan tidak stabil dan tidak damai.

“Setidaknya itu adalah 3 isu strategis utama dimana bukan saja AS penting bagi Indonesia, namun Indonesia juga penting bagi AS,” kata Tata mengutip Menlu Retno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com