Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Dunia Alami Krisis Kemanusiaan Terbesar Sejak 1945

Kompas.com - 12/03/2017, 12:40 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Dunia saat ini sedang menghadapi krisis kemanusiaan terbesar sejak 1945.

Hal itu disampaikan kepala bidang kemanusiaan PBB seraya memohon bantuan agar krisis itu tidak berubah menjadi "sebuah malapetaka".

Di hadapan Dewan Keamanan PBB, Stephen O'Brien mengatakan, lebih dari 20 juta orang terancam kelaparan dan kekurangan pangan di Yaman, Somalia, Sudan Selatan, dan Nigeria.

Sebelumnya, badan PBB urusan anak-anak (UNICEF) sudah memperingatkan, sebanyak 1,4 juta anak-anak terancam mati kelaparan tahun ini.

Untuk menghindari bencana tersebut, menurut O'Brien, diperlukan dana sebesar 4,4 miliar dolar AS paling lambat pada Juli mendatang.

"Kita berada pada titik kritis dalam sejarah. Pada awal tahun ini kita menghadapi krisis terbesar kemanusiaan sejak pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa," ujar O'Brien kepada Dewan Keamanan PBB.

"Kini, lebih dari 20 juta orang di empat negara menghadapi bahaya kelaparan dan kekurangan pangan ekstrem. Tanpa upaya kolektif dan koordinasi dunia, orang-orang akan mati kelaparan. Banyak lainnya akan menderita dan meninggal dunia akibat penyakit," tambahnya.

Disebutkan O'Brien, pertumbuhan banyak anak terhambat dan tidak bisa bersekolah. "Banyak yang akan tercerabut dan terus bergerak mencari penghidupan dan menciptakan instabilitas di seluruh kawasan."

Pernyataan O'Brien senada dengan permohonan serupa Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, bulan lalu.

Saat itu, dia mengungkapkan, PBB hanya menerima 90 juta dolar AS sepanjang 2017, meskipun banyak negara berkomitmen untuk menyumbang.

Seperti O'Brien, Guterres, mendesak dunia menyediakan sokongan finansial untuk empat negara paling membutuhkan bantuan yaitu Yaman, Sudan Selatan, Nigeria, dan Somalia. Apa alasannya?

Yaman

Foto-foto tentang kondisi Yaman termasuk yang paling mencengangkan tahun lalu.

Salah satunya adalah foto seorang anak bertubuh kurus yang bertahan hidup dengan sisa kekuatannya.

Anak itu berusia empat tahun, tapi ukuran tubuhnya tidak lebih besar dari seorang bayi. Kaum ibu di sana tidak dapat berbuat apapun untuk menghentikan penderitaan anak mereka.

Diperkirakan satu orang anak meninggal dunia setiap 10 menit di Yaman akibat penyakit yang tidak bisa dicegah. Sementara itu, setengah juta anak di bawah usia lima tahun menderita kekurangan gizi akut.

PBB memperkirakan sebanyak 19 juta orang, atau dua-pertiga populasi Yaman, memerlukan bantuan kemanusiaan akibat dua tahun pertempuran antara pemberontak Houthi dan pemerintah sokongan koalisi pimpinan Arab Saudi.

Sudan Selatan

Sejumlah badan PBB mengatakan, 100.000 orang menghadapi kelaparan di Sudan Selatan, sedangkan satu juta lainnya dikategorikan hampir mengalami bencana kelaparan.

Kekurangan pangan di Sudan Selatan termasuk sangat parah dan menyebar ke seantero negeri yang baru merdeka itu.

Secara keseluruhan, PBB memperkirakan 4,9 juta orang atau 40 persen dari seluruh populasi "memerlukan pangan darurat dan pendampingan nutrisi serta pertanian".

Nigeria

PBB menggambarkan bencana yang terjad di bagian timur laut Nigeria sebagai "krisis terbesar di Benua Afrika". Gambaran itu baru terungkap secara utuh saat kelompok milisi Boko Haram dipukul mundur.

Kelompok itu diketahui telah membunuh sekira 15.000 orang dan menyebabkan lebih dari dua juta orang terusir dari rumah mereka.

Namun, saat mereka mundur, baru terlihat ribuan orang hidup dalam kondisi kelaparan dan perlu bantuan darurat.

PBB memperkirakan pada Desember 2016 lalu setidaknya 75.000 orang anak berisiko mati kelaparan.

Adapun 7,1 juta lainnya di Nigeria dan kawasan Danau Chad dianggap "sangat tidak aman di bidang pangan".

Somalia

Enam tahun lalu bencana kelaparan terjadi di Somalia dan mengakibatkan hampir 260.000 orang meninggal dunia.

Pada awal Maret, muncul berbagai laporan yang menyebutkan 110 orang sekarat di satu kawasan dalam tempo 48 jam.

Sejumlah kelompok kemanusiaan menduga itu hanyalah permulaan. Kekurangan air, sebagian disebabkan fenomena El Nino, telah menewaskan ternak dan pangan sehingga membuat 6,2 juta orang memerlukan bantuan darurat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com