Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Serangkaian Serangan, 304 Tersangka Diajukan ke Pengadilan Militer Mesir

Kompas.com - 19/01/2017, 17:35 WIB

KAIRO, KOMPAS.com – Pihak penuntut Mesir telah menyebut 304 tersangka, termasuk para pemimpin Ihwanul Muslimin (IM) di Turki, akan diseret ke pengadilan militer.

Hal itu karena mereka diduga mengorganisasi kelompok-kelompok militan, yang berada di balik beberapa serangan di Kairo, ibu kota Mesir, dan sekitarnya tahun lalu.

Kantor berita Agence France-Presse, Kamis (19/1/2017), melaporkan, kasus ini merupakan salah satu terbesar yang mengaitkan serangan bersenjata dengan gerakan IM-nya Muhammad Mursi, presiden Islamis yang digulingkan militer Mesir pada 2013.

Sebuah pernyataan jaksa penuntut, Rabu (18/1/2017), mengatakan, para tersangka telah mendirikan kelompok militan Hassam yang mengaku bertanggung jawab atas serangkaian pembunuhan dan serangan di Kairo dan Delta Nil.

Kebanyakan para tersangka itu masih berada di luar negeri, termasuk di antaranya ke Turki.

Penggulingan Mursi didahului tindakan keras yang menghancurkan gerakan Islam dan menewaskan ratusan pengikutnya.

Akibat pemberontakan kubu IM itu pula ratusan personel keamanan tewas.

"Para tersangka, setelah banyak pemimpin IM ditangkap, sepakat untuk menghidupkan kembali operasi-operasi bersenjata," kata pernyataan jaksa.

Pihak jaksa penuntut juga menuduh ratusan tersangka itu telah mendirikan Lewaa al-Thawra, kelompok lain yang muncul pada tahun 2016.

Kelompok tersebut mengklaim beberapa serangan di Kairo, termasuk pembunuhan seorang jenderal militer pada Oktober lalu, juga pengeboman di sebuah gereja katedral di Mesir.

Menurut pernyataan penuntut, para tersangka termasuk pemimpin IM dan aktivis yang melarikan diri dari tindakan keras aparat Mesir. Mereka kini berada di Turki.

IM, gerakan oposisi terbesar Mesir yang pernah ada, telah lama membantah terlibat dalam kekerasan di Kairo dan sekitarnya.

IM lahir dari pemberontakan 2011 yang menumbangkan diktator Hosni Mubarak dan memenangkan serangkaian pemilu terakhir pada 2012 yang ditandai terpilihnya Mursi sebagai presiden.

Protes massa menentang kelompok Islamis itu telah memecah belah Mesir dan tentara pun tampil untuk menggulingkan Mursi setahun kemudian, 2013.

Sejak itu, sebuah tindakan keras yang luas terhadap kelompok IM telah membuat kubu Islamis itu berantakan.

Para analis mengatakan, para pengikut IM yang masih tersisa telah mendorong serangan bersenjata melawan polisi di Mesir.

Namun, sebagian besar serangan di Mesir juga dilakukan oleh kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah, yang mencap para pengikut IM sebagai sesat.

Namun, selama tahun lalu, Hassam dan Lewaa al-Thawra mengklaim beberapa serangan dan pengeboman yang menargetkan para pejabat polisi dan hakim.

Dalam berbagai laporkan, sebenarnya dua kelompok itu belum pernah mengumumkan afiliasi mereka dengan IM.

Lewaa al-Thawra, ketika mengumumkan klaimnya sebagai pihak yang bertanggung jawab atas untuk pembunuhan seorang jenderal militer Mesir, mengatakan hal itu sebagian untuk membalas pembunuhan pemimpin IM, Mohamed Kamal, oleh polisi.

Kamal, anggota dewan eksekutif IM, dikenai tuduhan oleh jaksa karena telah membentuk kelompok-kelompok militan. Dia tewas dalam serangan polisi pada Oktober lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com