Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkapi Paus di Perairan Australia, Jepang Dikecam

Kompas.com - 17/01/2017, 16:41 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Australia Josh Frydenberg melontarkan kritik kepada Jepang menyusul penangkapan paus di Antartika.

Terlebih, kegiatan itu terjadi setelah pertemuan antara Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Abe dan Turnbull bertemu di Sydney selama akhir pekan lalu. Saat itu pula, topik tentang perburuan paus pun sedang diangkat.

Kunjungan Abe pun dibarengi penerbitan foto dari kelompok anti-penangkapan paus ‘Sea Shepherd’ yang menunjukkan seekor paus mati di atas kapal milik Jepang.

Kelompok itu mengatakan, aksi tersebut terjadi di perairan Australia. Selanjutnya, mereka mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan.

Frydenberg mengatakan, Pemerintah Australia sangat kecewa karena Jepang kembali menangkap paus.

Dalam sebuah pernyataan, ia mengatakan, Australia menentang segala bentuk penangkapan paus komersil dan yang beratribut untuk penelitian ilmiah.

"Tak perlu membunuh paus untuk mempelajarinya," kata Frydenberg.

"Kami akan melanjutkan upaya kami di Komisi Penangkapan Paus Internasional untuk menentang keras perburuan paus," kata dia.

"Ini pun demi menegakkan moratorium penangkapan paus komersil, dan mempromosikan konservasi paus," ujarnya lagi. 

Kekecewaan belaka tak membantu

Juru bicara pihak oposisi dalam soal lingkungan Tony Burke, juga mengeluarkan pernyataan, yang mengkritik pembantaian berkedok penelitian ilmiah tersebut.

"Kapal penangkapan paus Jepang yang terlihat dengan tombak mereka ditemukan di samudra selatan, di mana moratorium penangkapan paus saat ini berlaku," sebutnya.

"Hal ini terjadi di perairan yang diakui oleh Australia sebagai wilayah yang dilindungi," kata Burke.

Managing Director kelompok ‘Sea Shepherd’, Jeff Hansen, mengatakan, respon Pemerintah tidak bisa dibilang bagus. 

"Kekecewaan tak akan menghentikannya," kata Jeff menanggapi respon Menteri Frydenberg.

"Pemerintah Australia menjanjikan aksi untuk paus -di kubu oposisi mereka mengatakan, ada serangan di laut dan ketidakpedulian di Canberra,” sebut Jeff.

"Sekarang paus ini dibunuh di tempat perlindungan di sepanjang Australia-Antartika dan Pemerintah Australia diam saja," sambung Jeff.

Jeff menjelaskan, berdasarkan data dari jajak pendapat di bulan Desember 2015, ada 80 persen warga Australia menginginkan sebuah kapal patroli agar dikirim ke wilayah selatan.

Kapal itu digunakan untuk memantau kapal penangkapan paus milik Jepang.

"Warga Australia ingin tindakan, dan tanpa adanya itu, mereka hanya punya kelompok 'Sea Shepherd', tetapi itu tak harus diserahkan kepada kami," tegas dia.

"Pemerintah Australia harus tegas dan melakukan pekerjaan yang harus mereka lakukan, membela Paus di wilayah pelrindungan di sepanjang Samudera Selatan,” sambung dia.

"Kemungkinan sudah ada lebih banyak paus yang dibunuh," cetusnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com