Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari yang Gila hingga yang Ganjil, 638 Upaya Pembunuhan Castro

Kompas.com - 29/11/2016, 19:25 WIB

KOMPAS.com - Upaya pembunuhan terhadap Fidel Castro yang sangat terkenal adalah menyusupkan bahan peledak ke dalam cerutunya, lalu bagaimana dengan 637 percobaan pembunuhan lain?

Menurut mantan pengawalnya yang menulis buku dan film dokumenter di televisi, proyek-proyek aneh dibuat untuk membunuh sang pemimpin, antara lain kerang yang bisa diledakkan, baju selam beracun, dan pil berracun yang tersembunyi di krim wajah.

Berdasarkan pengakuan mantan diplomat Amerika Serikat (AS) di Havana, Wayne Smith, dinas intelijen AS (CIA) dan para pelarian politik Kuba menghabiskan waktu hampir setengah abad berkomplot untuk membunuh pemimpin dari negara yang menciptakan dampak terhadap AS bagaikan "bulan purnama terhadap manusia serigala."

Fidel Castro sendiri pernah mengatakan, "Andaikata percobaan pembunuhan adalah pertandingan di Olimpiade, saya bakal dapat medali emas."

Namun, sebagian besar dari ide-ide itu tidak pernah dilaksanakan, kata mantan pengawalnya Fabian Escalante.

Dokumen yang dirilis saat pemerintahan Presiden AS Bill Clinton menunjukkan bahwa CIA pernah sampai meneliti kerang-kerang di Karibia.

Rencananya adalah memasukan bahan peledak ke dalam kerang laut yang spektakuler, yang akan meledak saat Castro, seorang penyelam handal, mengangkatnya.

Gagasan lain yang terkait dengan penyelaman ini adalah membuat pakaian selam yang terinfeksi jamur yang nantinya akan membuat tubuh melemah. Namun, kedua rencana ini dibatalkan.

BBC Mantan kekasih Castro, Marita Lorenz dikirim untuk membunuh sang pemimpin, namun upaya itu gagal.
Beberapa dasawarsa sebelumnya, tahun 1975, Komisi Gereja Senat AS mengungkapkan rincian dari sedikitnya delapan upaya pembunuhan dengan menggunakan perangkat yang pada masanya dipandang 'membangkitkan imajinasi,' sebut komisi itu.

Upaya percobaan pembunuhan lainnya yaitu mengirimkan pil beracun ke Kuba dan mengirimkan tim untuk 'menuntaskan langkah kotor itu,' katanya.

Pada saat yang hampir bersamaan dengan pembunuhan Presiden John F Kennedy – yang  memerintahkan invasi Teluk untuk menggulingkan Castro pada tahun 1961 namun gagal – seorang  agen CIA rupanya menyerahkan sebatang pena beracun yang dilengkapi dengan jarum yang sangat halus kepada seorang agen Kuba.

Namun, sang agen kecewa dan meminta sesuatu 'yang lebih canggih,' kata laporan itu.

Salah satu mantan kekasih Castro, Marita Lorenz, juga direkrut dalam rencana pembunuhan ini. Ia diperintahkan untuk memberi pil racun untuk dimasukkan ke dalam minuman Castro.

Tapi Castro mengetahui rencana pembunuhan itu dan malah kemudian memberikan pistolnya kepada Lorenz yang dipersilakan untuk membunuhnya.

"Kamu tidak bisa membunuh saya. Tidak ada yang bisa membunuh saya," kata Castro kepada Lorenz seperti dituturkan kepada harian New York Daily News.

"Dan ia tersenyum dan mematikan cerutu. Saya pun luluh. Ia begitu yakin terhadap saya. Ia langsung menggenggam saya dan kami pun bercinta," katanya.

Upaya terbaru untuk membunuh Castro terjadi pada tahun 2000, saat sebuah rencana untuk menyimpan bahan peledak dalam jumlah besar di bawah podium tempat ia berpidato di Panama. Rencana itu digagalkan oleh tim keamanan Castro.

Empat orang, termasuk veteran pelarian politik Kuba dan agen CIA Luis Posada, dipenjara karenanya namun kemudian diampuni.

Ada juga upaya yang diarahkan kepada tokoh juga dikenal sebagai "si Brewok' ini yang bukan brtujuan membunuhnya, melainkan mempermalukannya.

BBC/Getty Agen CIA sekaligus pelarian politik, Luis Posada (kanan) dipenjara atas upayanya untuk meledakkan Fidel Castro di Panama pada tahun 2000
Salah satunya adalah dengan menaburkan garam thallium ke dalam sepatu Castro saat melakukan perjalanannya ke luar negeri dengan harapan jenggotnya yang terkenal itu akan rontok.

Tapi upaya itu pun digagalkan karena Castro membatalkan muhibahnya.

Percobaan lainnya adalah penyemprotan aerosol yang mengandung jenis narkotika LSD, saat ia hendak berpidato dalam sebuah siaran televisi, yang dimaksudkan supaya ia histeris saat siaran -dan mempermalukan dirinya.

Castro mengambil berbagai tindakan pencegahan untuk menghindari calon-calon pembunuh.

Namun, pada tahun 1979 saat ia terbang ke New York untuk berpidato lama di depan sidang PBB, ia tak kuasa untuk tidak membusungkan dada.

Ketika ditanya oleh para wartawan di pesawat apakah ia mengenakan rompi anti-peluru ,ia membuka kemejanya dan memperlihatkan dadanya. "Saya mengenakan rompi moral," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com