MANILA, KOMPAS.com - Filipina akan membangun sebuah pelabuhan baru di Laut China Selatan tahun depan dalam usahanya untuk mempertegas klaimnya di perairan tersebut.
Para analis mengatakan, rencana itu kemungkinan memicu banyak reaksi dari negara-negara lain yang memiliki klaim yang saling bertentangan di Laut China Selatan, khususnya China.
Eugenio Bito-onon, mantan wali kota Kalayaan, kota terkecil Filipina di Kepulauan Spratly mengatakan, pelabuhan itu ditujukan untuk memudahkan akses ke Pulau Tithu bagi lebih dari 200 warganya, dan sekitar 50 tentara yang bergiliran di tempatkan di sana.
Pelabuhan itu, kata Bito-onon, akan menampung kapal-kapal nelayan, kapal-kapal patroli, dan bahkan sejumlah yacht.
Bito-onon pertama kali mencuatkan gagasan itu pada tahun 2012. Namun, kasus arbitrase yang diajukan Manila terhadap Beijing menghalanginya.
Semua rencana konstruksi dan perbaikan Filipina di Laut China Selatan terpaksa ditunda.
Bito-onon mengatakan, pemerintah Filipina tampaknya kini menilai proyek itu layak, apalagi Beijing telah mempertegas klaimnya di perairan itu dengan membuat pulau-pulau buatan.
Pulau-pulau buatan itu dijadikan landasan pacu udara dan dilengkapi fasilitas-fasilitas militer Filipina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.