Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Pertimbangkan Patroli bersama Indonesia di Laut China Selatan

Kompas.com - 01/11/2016, 08:07 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com — Australia sedang mempertimbangkan patroli bersama dengan Indonesia di perairan sengketa Laut China Selatan.

Langkah tersebut diperkirakan akan membuat Beijing jengkel atau marah.

Pertimbangan untuk patroli bersama Australia dan Indonesia itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Julie Bishop, Selasa (1/11/2016), seperti dilaporkan Agence France-Presse.

Kemungkinan tersebut diusulkan Jakarta selama pertemuan antara Bishop dan Menhan Marise Payne dengan petinggi Indonesia, termasuk Menhan Ryamizard Ryacudu, pekan lalu.

"Kami telah sepakat untuk mengeksplorasi pilihan untuk meningkatkan kerja sama maritim dan tentu saja hal itu mencakup kegiatan yang dikoordinasikan di Laut China Selatan dan Laut Sulu," kata Bishop kepada ABC.

"Ini semua sesuai dengan kebijakan kami menggunakan hak kami untuk kebebasan navigasi dan itu sesuai dengan hukum internasional," kata Bishop.

Ryacudu sebagaimana dikutip oleh harian Sydney Morning Herald mengatakan, ia telah mengusulkan "patroli perdamaian" dengan Australia di Laut China Selatan.

"Tak ada niat mengganggu hubungan (dengan China). Ini disebut patroli perdamaian untuk menciptakan perdamaian. Ini untuk melindungi ikan di wilayah masing-masing," katanya.

Beijing telah menegaskan kedaulatan atas hampir semua Laut China Selatan yang kaya sumber daya. Klaim itu berseberangan dengan tetangganya di Asia Tenggara, terutama Filipina.

Filipina telah membawa sengketa di Laut China Selatan dengan China ke Mahkamah Arbitrase Internasional (PCA) di Den Haag, Belanda.

PCA telah memutuskan pada Juli lalu bahwa tidak ada dasar hukum untuk China mengklaim sebagian besar kawasan Laut China Selatan. Putusan itu diabaikan Beijing.

Australia, sebagai sekutu setia Amerika Serikat, tidak memiliki klaim tersendiri di kawasan Laut China Selatan.

Namun, Australia menegaskan bahwa semua kapal asing memiliki hak untuk melewati Laut China Selatan sebagai perairan internasional. Sikap itu sejalan dengan AS.

Bulan lalu, AS melayarkan kapal perangnya di dekat wilayah sengketa Laut China Selatan. Beijing mengecam langkah itu sebagai "tindakan ilegal yang serius" dan "provokasi sengaja".

Pembahasan potensi patroli bersama antara Australia dan Indonesia dilakukan di tengah ketidakpastian di kawasan Laut China Selatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com