Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Tahun Setelah Invasi AS, Bagaimana Kondisi Afganistan?

Kompas.com - 07/10/2016, 13:15 WIB

Kerugian tiap negara

Hingga akhir 2014, korban tewas dari pasukan NATO tercatat 3.500 orang dan 33.000 lainnya mengalami luka.

Jika dirinci maka AS menderita korban terbanyak dengan 2.400 orang tewas dan 20.000 luka, disusul Inggris dengan 453 tewas dan 7.500 terluka.

Selanjutkan, Kanada dengan 159 orang tewas dan 1.859 orang terluka kemudian Perancis 89 orang tewas dan 725 terluka.

Angka ini tidak termasuk korban tewas dari anggota kontraktor keamanan swasta.

Sementara pasukan Afganistan kehilangan 2.500 personel dan kepolisian kehilangan 3.700 orang anggotanya sepanjang 2015.

Biaya

AS telah menghabiskan uang sebanyak 110 miliar dolar untuk rekonstruksi Afganistan sejak 2001. Jumlah ini jauh lebih besar dibanding biaya yang dikucurkan dalam Marshall Plan untuk memperbaiki Eropa usai Perang Dunia II.

Namun, biaya sebesar itu tak banyak memberikan dampak positif karena sekitar 80 persennya masuk kembali ke "kantong AS" dalam bentuk kontrak militer, biaya pemeliharaan dan berbagai jenis konsultan.

Korupsi juga menghabiskan sebagian besar biaya ini. Sehingga Transparansi Internasional menuding negara gagal memberikan layanan paling dasar untuk warga negara.

Alhasil organisasi ini menempatkan Afganistan sebagai negara terkorup nomor tiga di dunia.

Pengangguran dan pengungsian

Konferensi internasional negara donor di Brussels, Belgia pekan ini sepakat untuk mengucurkan bantuan sebesar 15,2 miliar dolar AS untuk empat tahun ke depan bagi Afganistan.

Uang ini diharapkan bisa digunakan untuk mempercepat upaya rekonstruksi dan mengurangi angka pengangguran yang mencapai 40 persen menurut data Bank Dunia.

Saat ini terdapat 1,2 juta warga Afganistan menjadi pengungsi di dalam negeri dan angka ini terus bertambah karena kondisi keamanan yang tak kunjung membaik.

Pakistan saat ini menampung 2,4 juta pengungsi Afganistan sedangkan satu juga pengungsi lainnya berada di Iran.

Berdasarkan perkiraan Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) dan ditegaskan pemerintah Afganistan, 70 persen warga yang tinggal di kota-kota besar, termasuk Kabul, tinggal di gubuk-gubuk darurat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com