Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Destinasi Wisata Utama ASEAN Ini Punya 200 Kasus Zika

Kompas.com - 13/09/2016, 20:17 WIB

BANGKOK, KOMPAS.com – Otoritas Thailand merilis laporan mengejutkan tentang penyebaran wabah virus Zika di negara yang menjadi destinasi wisata utama di ASEAN itu.

Menurut Kementerian Kesehatan Thailand, Selasa (13/9/2016), telah ditemukan sekitar 200 penderita Zika sejak Januari lalu, seperti dilaporkan Reuters.

Hal tersebut menyebabkan Thailand menjadi salah satu negara dengan jumlah terbesar penderita penyakit itu di Asia Tenggara (ASEAN).

Pengumuman tersebut keluar sehari setelah pengamat kesehatan mendesak pemerintah Thailand lebih terbuka dalam melaporkan ancaman Zika kepada masyarakat.

Desakan itu terjadi setelah pejabat kementerian kesehatan menyepelekan ancaman penyebab infeksi virus dari nyamuk tersebut.

Pejabat kementerian kesehatan menyatakan keprihatinan bahwa mengungkapkan informasi Zika terkait dengan cacat lahir parah dapat merusak industri pariwisata.

Selama ini rupanya Thailand menyembunyikan perkembangan penyebaran virus Zika itu hanya demi menyelamatkan sektor pariwisata.

"Kami telah mencatat sekitar 200 kasus sejak Januari lalu dan lebih dari tiga pekan ini kami mengonfirmasi 20 kasus baru per pekan," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Masyarakat Suwannachai Wattanayingcharoenchai.

"Jumlah kasusnya stabil," katanya tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.

Singapura juga telah melaporkan untuk pertama kali kasus pasien terinfeksi Zika pada 27 Agustus dan sejak saat itu jumlah korban sekitar 300 orang.

Malaysia dan Filipina juga melaporkan kasus tersebut. Virus yang memengaruhi beberapa wilayah di Amerika Latin dan Karibia menjalar di Asia selama beberapa tahun.

Para peneliti mengatakan, asal mula virus Zika tersebut di Asia berbeda dengan di Amerika.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tingkat kekebalan penduduk terhadap Zika di Asia masih belum diketahui.

Suwannachai mengimbau masyarakat tidak panik dan berulang kali menyampaikan pesan yang bertujuan untuk menenangkan wisatawan.

"Orang tidak boleh takut mengunjungi beberapa provinsi yang terkena virus Zika," kata Suwannachai.

Infeksi Zika pada perempuan hamil diketahui dapat menyebabkan mikrosefalus (cacat kelahiran parah karena kepala dan otak yang tidak sesuai ukuran). Otak juga tidak normal.

Keterkaitan antara Zika dan mikrosefalus pertama kali terjadi tahun lalu di Brazil yang telah mengonfirmasikan lebih dari 1.800 kasus mikrosefalus.

Pemerintah Thailand belum menemukan kasus mikrosefalus yang terkait dengan Zika.

Otoritas kesehatan juga memantau dua puluhan perempuan hamil dan enam orang yang melakukan persalinan tanpa mengalami komplikasi.

Pada orang dewasa, infeksi Zika juga berkaitan dengan sindrom langka neurologi yang dikenal dengan Guillain Barre demikian juga dengan gejala neurologi lain.

Virus tersebut pertama kali teridentifikasi di Uganda pada 1947.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com