Utusan gay
Presiden Filipina itu juga telah memicu pertikaian diplomatik dengan AS sejak ia menyebut Duta Besar AS untuk Manila sebagai gay.
Duterte mengekspresikan ketidaksenangannya pada Duta Besar AS, Philip Goldberg. Ia bahkan menyebutnya sebagai anak pelacur.
"Saya sedang bertengkar dengan duta besar utusannya (utusan Menlu AS John Kerry). Dubes Goldberg yang merupakan gay dan seorang anak pelacur itu membuat saya kesal," kata Duterte, seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (10/8/2016).
Pemerkosa pertama
Ketika masih sebagai calon presiden, Duterte sempat dihujat banyak pihak setelah menjadikan seorang biarawati Australia korban pemerkosaan dan pembunuhan sebagai lelucon.
Gara-gara lelucon itu, Duterte dianggap maniak gila yang tidak menghormati perempuan.
Dalam video yang diunggah di YouTube, Duterte membuat komentar tentang nasib misionaris Australia yang diperkosa dan dibunuh ketika berada di penjara Davao, Filipina selatan.
Insiden itu terjadi ketika kerusuhan di penjara tahun 1989, saat Duterte menjabat wali kota Davao.
”Mereka memerkosa semua wanita. Ada warga Australia ini.... Sayang sekali mereka memerkosanya.... Saya marah dia diperkosa, tapi dia sangat cantik. Saya pikir, wali kota seharusnya yang pertama (memerkosanya),” komentar Duterte yang dikecam publik.
"F**k you", PBB
“F**k you, PBB. Kalian bahkan tak bisa menyelesaikan konflik Timur Tengah, kalian bahkan tak bisa mengatasi masalah Afrika. Diam, kalian semua!” kata Duterte.
Pernyataan Duterte itu disampaikan dalam konferensi pers pada Juni 2016 sebelum pelantikan dan ia menyerang PBB tanpa alasan yang jelas.
Kemudian, dalam jumpa pers 21 Agustus ini, Duterte mengancam akan keluar dari PBB. Hal itu karena seorang petinggi HAM PBB memprotes cara Duterte memberantas narkoba.
Pelapor khusus PBB Agnes Callamard mengatakan, langkah Duterte menjanjikan kekebalan hukum dan hadiah bagi polisi pembunuh tersangka pengedar narkoba melanggar hukum internasional.