Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duterte Sebut China Sembunyikan Para Gembong Narkotika

Kompas.com - 28/07/2016, 19:05 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengeluarkan pernyataan keras terhadap China yang ditudingnya menampung para pengedar narkoba besar yang menyelundupkan barang haram itu ke Filipina.

Pernyataan Duterte ini muncul di tengah sengketa kedua negara terkait keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional yang menolak klaim China terhadap Laut China Selatan.

"Di mana ikan-ikan besar (pengedar besar) berada? Jika kalian menginginkannya, pergi ke China. Cari mereka di sana," kata Duterte di depan para prajurit dan polisi dalam kunjungannya ke sebuah kamp militer, Kamis (28/7/2016).

"Saya ingin berbicara dengan duta besar (China). Itulah seriusnya masalah ini. Bagaimana saya memerangi narkoba? Kita tak bisa begitu saja pergi ke China dan menyatakan perang," tambah Duterte.

Duterte tidak menyebutkan gembong narkoba yang dimaksud dan sejauh ini tidak ada komentar dari kedutaan besar China di Manila.

Sebelumya, Duterte pernah menyebut bahwa narkotika yang beredar di Filipina berasal dari China dan banyak warga China ditahan karena terlibat perdagangan narkoba.

Namun, inilah kali pertama Duterte menyebut secara terang-terangan China sebagai sarang para gembong narkoba yang mengelola penyelundupan.

Pekan lalu, Kedubes China di Manila mengeluarkan pernyataan yang isinya adalah tawaran Beijing untuk membantu Duterte memerangi peredaran narkoba.

"Pemerintah China sudah menyampaikan keingannya membantu pemerintahan baru Filipina dalam masalah ini dan siap bekerja sama untuk merancang rencana spesifik bersama Filipina," demikian pernyataan Kedubes China.

Sejak masa kampanyenya Duterte berjanji untuk memerangi dan memberantas peredaran narkoba di Filipina.

Dia bahkan mendorong pembunuhan para pengedar narkoba oleh polisi dan rakyat biasa. Sejak memerintah akhir Juni lalu 316 tersangka pengedar narkoba tewas dibunuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com