Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Tandu di Rumah Sakit, Anak Mati di Pundak Ayahnya

Kompas.com - 31/08/2016, 13:51 WIB

KANPUR, KOMPAS.com – Kisah tragis dan miris yang menimpa keluarga miskin saat berurusan dengan birokrasi kesehatan kembali terjadi di India.

Pekan lalu, Dana Manjhi, seorang suami di Odisha, terpaksa menggotong jenazah istrinya, Amang, sejauh 12 km karena tidak punya uang untuk membayar ambulans.

Peristiwa sedih terbaru dialami Sunil Kumar, warga Uttar Pradesh, seperti dirilis Times of India (TOI), Rabu (31/8/2016).

Akibat rumah sakit tidak menyediakan tandu, Sunil terpaksa harus memikul anaknya, Ansh (11), yang sedang sakit berat dari departemen yang satu ke departemen yang lain di sebuah rumah sakit di kota Kanpur.

Sunil kehilangan menit-menit paling vital bagi upaya penyelamatan nyawa Ansh.

Kanpur adalah salah satu kota besar dengan populasi yang terpadat ke-12 di India. Juga merupakan kota industri terbesar kedua di India utara, setelah New Delhi.

Namun, justru di rumah sakit di kota Kanpur itu peristiwa tragis dan miris yang dialami Sunil, seorang warga miskin, itu terjadi.

Sunil harus membopong atau memikul buah hatinya dari departemen yang satu ke departemen yang lain di rumah sakit di kota besar itu.

Sedihnya, ketika tiba di ruangan di departemen tujuan, anaknya Ansh yang baru berusia 11 tahun itu, dinyatakan sudah tidak bernyawa.

Hati Sunil luluh-lantak dan ia pun menangis sedih. Foto-foto yang menyayat hati tentang kesedihan Sunil telah menjadi pergunjingan (viral) di media daring sejak Selasa (30/8/2016).

Kasus itu bermula pada Kamis (25/8/2016) pagi. Sunil membawa anaknya itu ke sebuah klinik lokal dan anaknya disuntik di sana. Namun, kondisinya justru memburuk.

"Mulutnya mulai berbusa, sakit perut dan mual-mual hingga muntah.  Saya diminta oleh dokter (klinik) untuk membawa Ansh segera ke rumah sakit Lala Lajpat Rai (LLR),” kata Sunil.

“Ketika saya tiba di bangsal darurat rumah sakit itu, saya diberitahu untuk membawa anak saya ke departemen pediatri,” kenang Sunil.

“Saya pun bergegas ke departemen itu dengan menaruh anak saya di bahu saya karena rumah sakit tidak punya tandu," kata Sunil seperti diberitakan TOI.

Dokter di bangsal pediatri RS LLR mengatakan, anak berusia 11 tahun itu telah meninggal dalam perjalanan dari departemen awal.

BBC Kisah piluh lainnya, terjadi pekan lalu, Agustus ini. Seorang pria miskin di India juga terpaksa menggotong mayat istrinya sejauh 12 km karena tidak punya uang untuk menyewa ambulans (baca Kompas.com, 25 Agustus 2016)
“Setelah kami sampai di sana, para dokter mengatakan, anak saya sudah meninggal sebelum kedatangan," kata Kumar sedih.

Sunil sebenarnya sempat membawa anaknya ke rumah sakit lain terdekat yakni RS Mariyampur.

“Namun, karena ada banyak pasien di sana, saya langsung pergi ke rumah sakit swasta di mana Ansh dinyatakan tela meninggal,” kata Sunil.

“Para dokter di rumah sakit swasta mengatakan kepada saya bahwa kalau saja saya membawa anak saya 10 menit sebelumnya, ia bisa diselamatkan," kara Sunil lagi.

Foto-foto yang menyayat hati tentang kesedihan Sunil telah menjadi pergunjingan (viral) di media daring sejak Selasa.

Peristiwa, kecaman, dan cemoohan publik di media daring mendorong Komisi Perlindungan Hak Anak Negara Bagian Uttar Pradesh (UPSCPCR) dan pemerintah distrik langsung bertindak.

Kepala Pegawan Medis (CMS) RS LLR  pun dipecat. Begitu juga staf yang paling bertanggung jawab di rumah sakit terkait.

Naveen Kumar, pejabat GSVM Medical College, yang mengelola  RS LLR, mengatakan, "Kami telah menyiapkan sebuah komite yang terdiri dari tiga anggota dari dokter untuk menyelidiki insiden itu”.

Komite diminta untuk menyampaikan laporan dalam waktu tiga hari. Seorang dokter yang bertanggung jawab di RS LLR telah dipecat.

"Hakim distrik Kanpur telah diminta untuk memeriksa masalah ini dan memberikan laporan sesegera mungkin," kata Anoop Chandra Pandey, Sekretaris GSVM Medical College.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com