Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Icip-icip “Schnitzel” Daging Buaya Buatan Chef Indonesia di Australia

Kompas.com - 04/08/2016, 20:29 WIB
Caroline Damanik

Penulis

DARWIN, KOMPAS.com – Seorang teman terpaku saat melintas di depan sebuah restoran di Darwin, ibu kota Northern Territory, Australia. Sebuah papan besar di antara pagar yang dirambati dedaunan bertuliskan “Tims, Restaurant Manager, Steak Seafood & Crocodile, Head Chef Edy Triyanto”.

“Ini chef-nya pasti orang Indonesia,” ungkap teman tersebut.

Perkiraannya tak meleset. Edy Triyanto adalah warga Indonesia asli Blitar, Jawa Timur, yang menjadi koki kepala di restoran ini.

Menu andalan di restoran ini adalah crocodile schnitzel atau daging buaya goreng tepung   yang bentuk akhirnya menyerupai nugget.

Edy mengatakan, menu ini telah melewati beberapa kali proses uji coba. Dulu ada sejumlah menu main course berbahan dasar daging buaya yang ditawarkan untuk para tamu, namun kini tinggal crocodile schnitzel karena bisa dijaga konsistensi rasanya. Menu ini juga kerap dipesan oleh tamu yang datang.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Crocodile schnitzel berbahan dasar daging buaya adalah menu andalan Tims Restaurant Manager, Steak Seafood & Crocodile, di Darwin, Northern Territory, Australia. Menu ini dibuat oleh tim yang dipimpin oleh Chef Edy Triyanto asal Indonesia.
“Ini selalu menjadi menu favorit para tamu,” katanya pada akhir Mei 2016.

Edy menuturkan, untuk menu berbahan dasar daging buaya, dia selalu memilih bagian ekor. Menurut dia, bagian ini paling sedikit mengandung lemak.

Lapisan luar dari crocodile schnitzel berwarna kuning dan garing karena digoreng dengan tepung roti. Renyahnya balutan adonan luar itu berpadu lezat dengan potongan daging buaya berbumbu di dalamnya. Warna dan rasa daging buaya hampir mirip dengan daging ayam, tetapi teksturnya kenyal seperti cumi-cumi.

Dalam satu porsi, ada sekitar 6-7 potong crocodile schnitzel. Edy juga menyajikannya dengan saus sweet chilly untuk cocolan potongan schnitzel. Tamu bisa memakannya begitu saja sebagai cemilan atau memakannya dengan nasi atau kentang.

Satu porsi crocodile schnitzel dibanderol dengan harga 28,5 dollar Australia atau sekitar Rp 285.000.

Berbagai macam daging di restoran ini disimpan di sebuah ruangan yang berfungsi sebagai lemari pendingin di balik bar minuman.

Daging buaya boleh dikonsumsi di Australia selama berasal dari peternakan atau penangkaran. Namun, warga dilarang berburu buaya di alam liar karena dilindungi oleh UU Perlindungan Buaya.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Tim Hayward (kanan), pemilik Tims Restaurant Manager, Steak Seafood & Crocodile, di Darwin, Northern Territory, Australia, dan Head Chef Edy Triyanto asal Indonesia.
Selain makanan berbahan dasar daging buaya, Tims Restaurant juga terkenal karena menu steak-nya yang lezat. Sejumlah menu steak antara lain T-Bone, Wagyu Rump, Surf ‘n’ Turf Eye Fillet, Eye Fillet Medallions dan Moroccan Lamb dengan harga antara 33 dollar Australia hingga 43 dollar Australia.

Sebagai head chef, Edy harus memastikan segala bahan tersedia di dapur restoran. Selain itu, dia dan lima orang chef lainnya di dapur juga harus memastikan bahwa rasa dari setiap menu yang disajikan sama.

“Ini tantangan sebagai chef, jaga kualitas (makanan) dan konsisten masak sausnya,” ungkap Edy.

Pemilik restoran, Tim Hayward, mengatakan, Edy selalu konsisten dalam menjaga rasa dan kualitas makanan yang dibuatnya. Dia juga memiliki sisi kepemimpinan yang baik di mata anggota timnya. Oleh karena itu, dia tetap mempercayakan posisi head chef di restorannya di tangan Edy.

“Edy konsisten dan selama seorang chef bisa konsisten dalam menjaga rasa, (tidak berubah) dan menjaga kualitas, pelanggan akan terus datang. Edy juga pemimpin yang sangat baik dan memberi teladan. Anak buahnya senang bekerja dengannya karena Edy rajin,” tutur Tim yang senang memeragakan sejumlah trik sulap di depan para tamunya.

Christ, seorang  pengunjung dari Sydney, mengaku kembali ke restoran ini dalam rangkaian perjalanannya ke Darwin karena suka dengan makanannya.

"Kami datang ke restoran ini dua hari lalu dan ini adalah malam terakhir kami di Darwin sebelum kembali ke Sydney. Jadi kami datang lagi karena makanannya sangat enak," tutur Christ.

 

KOMPAS.com/Caroline Damanik Suasana di Tims Restaurant Manager, Steak Seafood & Crocodile, di Darwin, Northern Territory, Australia.

 

(Tulisan ini merupakan bagian dari program "Jelajah Australia 2016". Kompas.com telah meliput ke berbagai pelosok Australia pada rentang 14 Mei - 15 Juni 2016 atas undangan ABC Australia Plus. Di luar tulisan ini, masih ada artikel menarik lainnya yang telah disiapkan terbit pada Juli hingga akhir Agustus 2016. Anda bisa mengikuti artikel lainnya di Topik Pilihan "Jelajah Australia 2016".)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com