Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Sunday Market”, Tempat Berbagi Cinta di Nhulunbuy Australia

Kompas.com - 24/07/2016, 11:17 WIB
Caroline Damanik

Penulis

GOVE, KOMPAS.com – Seorang perempuan setengah baya berambut pirang asyik memindahkan sejumlah tanaman dari taman rumahnya ke polybag, siang itu.

Meski peluh membasahi dahinya karena suhu mencapai 31 derajat celcius, siang itu, perempuan itu terus mengerjakannya sambil bersenandung. Dua keranjang plastik berbentuk kotak sudah hampir dipenuhi polybag berbagai macam bunga dan tanaman obat.

“Nanti sore akan ada Sunday Market, ini kesempatan keluarga kami untuk mencari dana tambahan. Ayo, kalian juga bisa ikut ke sana,” ujar Richard Trudgen yang tiba-tiba muncul di depan pintu.

Richard dan keluarganya yang mendedikasikan dirinya untuk mendampingi suku Yolngu, penduduk Aborigin di timur laut Australia, harus memiliki berbagai opsi pencarian dana untuk membiayai kegiatan sosial dan kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah ajang Sunday Market.

***

Waktu di pusat kota Nhulunbuy, Semenanjung Gove, Northern Territory, Australia, sudah menunjukkan pukul 16.30. Halaman rumah warga yang dijadikan tempat parkir dadakan sudah hampir penuh oleh mobil, sebagian besar mobil four wheel ala ranger. Sepanjang jalan Matthew Flinders di sekitar lokasi acara juga sudah dipenuhi mobil.

Minggu sore itu, Nhulunbuy Town Hall berubah menjadi pasar dadakan. Warga setempat dan segelintir turis berbondong-bondong datang.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Suasana Sunday Market pada akhir Mei 2016 di Nhulunbuy, Semenanjung Gove, Northern Territory. Ini menjadi ajang bertemu warga, termasuk komunitas kulit putih dan penduduk asli Australia, Aborigin.
Wangi sosis dan daging burger yang dibakar menyeruak membuat siapa saja yang baru datang ke tempat itu mendadak lapar. Sausage in bread seharga 2 dollar Australia, burger 5 dollar, sudah lengkap dengan bawang, daun selada, tomat, keju dan sausnya. Seorang teman berjanji harus membelinya begitu wawancara selesai.

Di halaman berumput di samping kiri dan kanan stand burger itu, ada tenda putih lengkap dengan meja dan kursi plastik untuk para pengunjung yang ingin duduk-duduk. Nhulunbuy Corporation, penyelenggaranya, juga menyediakan tikar plastik yang ingin bersenda gurau di rerumputan.

Laki-laki dan perempuan, kulit hitam dan putih, orangtua hingga bayi di dalam stroller, hilir mudik di halaman townhall. Hentakan musik dari dalam gedung terdengar hingga ke luar menambah keriuhan sore itu. Keceriaan dan cinta tumpah di berbagai sudut.

“Ibu, bolehkah aku punya yang seperti itu?” suara seorang bocah laki-laki yang sedang menunjuk bocah lain yang memakai topeng dari semacam kain flanel terdengar.

Sang ibu tersenyum, menggandeng tangan anaknya itu dan mengajaknya masuk ke dalam gedung. Mereka menuju sebuah meja yang menjual pernak-pernik dan mainan anak-anak. Sang bocah lalu memilih topeng superhero yang disukainya sambil terus bergumam dengan girang.

Dari beranda townhall hingga ke dalam, meja plastik atau kayu disusun dengan rapi. Semua barang sudah selesai ditata.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Lilian, istri Richard Trudgen, pemerhati isu suku Yolngu, Aborigin, tengah berjualan di Sunday Market pada akhir Mei 2016 di Nhulunbuy, Semenanjung Gove, Northern Territory.
Lilian, istri Richard, menempati posisi strategis di pintu masuk townhall. Meja dagangannya memanjang dari batas satu pintu ke pintu lainnya.

Tak hanya tanaman obat dan bunga, rupanya dia juga menjual kartu pos buatan tangan, celemek juga botol minum. Saat tak melayani pembeli, dia melambaikan tangan setiap melihat orang yang dikenalnya masuk atau keluar melalui pintu di kanan dan kiri meja stand-nya.

Ada dua ruangan di dalam townhall, ruangan kecil di sisi kiri yang dipenuhi dengan stand makanan, mulai dari sorbet, donat hingga makanan berat.

Di ruangan utama yang berukuran jauh lebih besar diisi dengan stand berbagai macam barang, dari kartu pos hingga panci, kalung kayu hingga pakaian bekas, atau berbagai lukisan dan anyaman yang di panggung.

Sejumlah stand di dekat panggung menjual berbagai ragam kerajinan tangan penduduk Aborigin, seperti lukisan, anyaman dari kulit kayu, hingga sabun dan bubuk teh tradisional.

Sekelompok perempuan dari berbagai usia dari Gapuwiyak, NT, misalnya, menjajakan produk perawatan kulit tradisional olahan mereka, mulai dari sabun, spray, lipbalm, hingga lilin aromaterapi yang bahan-bahannya disebut berasal dari berbagai semak belukar di daerah asalnya. Ada juga keranjang-keranjang berukuran sedang yang dianyam dari kulit kayu.

Dengan mengambil tagline: “When beauty meets nature”, produk olahan komunitas Gapuwiyak dikembangkan dan dikemas dengan modern, dengan merek yang sama dengan daerah asal mereka.

“Ini sabun Marrabak dibuat dari kulit kayu, biasanya sebagai antiseptik untuk mengatasi nyeri dan luka,” ujar salah satu penjualnya.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Para perempuan dari Gapuwiyak di Arnhem Land timur membuka stand produk perawatan kulit dan kerajinan tangan di Sunday Market pada akhir Mei 2016 di Nhulunbuy, Semenanjung Gove, Northern Territory. Ini menjadi ajang bertemu warga, termasuk komunitas kulit putih dan penduduk asli Australia, Aborigin.

Richard Trudgen memuji ketangguhan para perempuan Aborigin dari Gapuwiyak itu untuk berkembang dan mengalami kemajuan.

“Mereka itu datang ke sini setelah menyetir selama 8 jam,” tuturnya.

Di meja di bawah panggung, Robyn Bulunu Mananggur, seorang seniman Aborigin dari Yirrkala, duduk di sebuah kursi menjajakan lukisan yang digelarnya.

Hampir semua lukisan yang dijajakannya hari itu bergambar hewan, seperti buaya dan kura-kura. Kedua hewan ini dekat sekali dengan kehidupan para penduduk Aborigin. Jumlah buaya berlimpah di Northern Territory, sedangkan kura-kura biasa menjadi santapan keluarga Aborigin.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Robyn Bulunu Mananggur, seorang seniman Aborigin dari Yirrkala, duduk di sebuah kursi menjajakan lukisan yang digelarnya dalam acara Suasana Sunday Market pada akhir Mei 2016 di Nhulunbuy, Semenanjung Gove, Northern Territory. Ini menjadi ajang bertemu warga, termasuk komunitas kulit putih dan penduduk asli Australia, Aborigin.
Lukisan penduduk Aborigin biasanya tentang tanaman dan hewan yang dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari, juga para seniman, seperti penari Aborigin.

Setiap lukisan Robyn juga memiliki filosofi tersendiri dan dia selalu memparafrasekan setiap lukisannya dalam sebuah buku catatan kecil yang dibawanya ke mana-mana.

Baru saja, ada lukisan Robyn yang dibeli oleh seorang perempuan muda. Lukisannya berisi gambar dua kura-kura yang saling berhadapan. Perempuan itu mengaku membelinya sebagai tanda cinta untuk sang ibu yang memang menggemari lukisan karya suku Aborigin.

Robyn menamai lukisan itu “Brolga Painting” atau “Gudurrku” dalam bahasa suku Yolngu, penduduk Aborigin di Arnhem Land.

“Ini bercerita tentang dua penari yang menyanyi dan menari saat berjumpa. Membawa kembali kenangan akan semangat, semangat baik kembali dalam sebuah masyarakat,” ungkap Robyn.

Angela MacMillan, Chief Executive Officer Nhulunbuy Corporation, mengatakan bahwa acara ini digelar setiap bulan dengan mendatangkan berbagai komunitas untuk berbagi bersama, baik menjual barang-barang yang mereka buat atau miliki hingga hanya sekadar mengobrol dan bersenang-senang, termasuk komunitas Aborigin di Semenanjung Gove. Warga yang hidup bersama harus bertemu satu sama lain.

“Ini momen yang sangat baik untuk bisa mengajak mereka yang asli berasal dari tempat ini untuk bertemu di sini dan berbagi kebudayaan mereka,” tuturnya.

Menurut dia, setiap orang yang berminat bisa membuka stand gratis namun pihak penyelenggara berharap mereka bisa memberikan donasi setelah itu. Bulan ini, lanjutnya, ada sekolah dasar yang sedang mengumpulkan dana. Jadi sekitar 40 pemilik stand dalam Sunday Market ini diarahkan untuk berdonasi ke sekolah dasar tersebut.

Angela mengaku sangat senang karena setiap bulan, Sunday Market selalu ramai didatangi oleh warga maupun turis yang sedang berwisata.

“Hampir semua penduduk pasti datang. Ini kota kecil, sekitar 2.500 saja penduduknya. Jadi pasti penduduk akan datang, menghabiskan malam bersama dan berjumpa untuk sekadar menyapa, berbicara satu sama lain sambil membeli makanan,” ungkapnya.

***

KOMPAS.com/Caroline Damanik Suasana Sunday Market pada akhir Mei 2016 di Nhulunbuy, Semenanjung Gove, Northern Territory. Ini menjadi ajang bertemu warga, termasuk komunitas kulit putih dan penduduk asli Australia, Aborigin.
Waktu terus bergerak hingga pukul 20.00, sebagian peserta Sunday Market sudah mulai membereskan barang-barang yang dijajakan, terutama para penjual makanan. Barang dagangan mereka sudah habis terjual.

Satu-satunya yang masih melayani pembeli di stand makanan adalah sepasang suami istri yang menjual sorbet berbahan dasar pisang. Ada yang dicampur dengan strawberry, ada juga raspberry.

Sepasang kakak beradik membeli satu gelas sorbet dan memakannya berdua. Saat berbagi sorbet, wajah mereka tampak ceria. Sesekali, sang kakak menyuapkan sesendok sorbet ke mulut adiknya.

Thank you,” ucap sang adik.

Keceriaan dan cinta masih tumpah di tempat ini.

Sementara itu, sambil membuat pesanan, istri penjual sorbet takjub bisa bertemu dengan orang-orang dari Indonesia di Sunday Market. Mereka sendiri mengaku sudah pernah menginjakkan kaki di Bali dan sangat ingin kembali ke Indonesia karena dua negara itu bertetangga dan warga Indonesia sangat baik. Dia kesal karena hubungan Indonesia dan Australia kerap diberitakan buruk di media Australia.

“Ah lupakan saja para politisi, kami semua di sini cinta Indonesia,” ungkap sang istri.

 

KOMPAS.com/Caroline Damanik Suasana Sunday Market pada akhir Mei 2016 di Nhulunbuy, Semenanjung Gove, Northern Territory. Ini menjadi ajang bertemu warga, termasuk komunitas kulit putih dan penduduk asli Australia, Aborigin.

 

(Tulisan ini merupkan bagian dari program "Jelajah Australia 2016". Kompas.com telah meliput ke berbagai pelosok Australia pada rentang 14 Mei - 15 Juni 2016 atas undangan ABC Australia Plus. Di luar tulisan ini, masih ada artikel menarik lainnya yang telah disiapkan terbit pada Juli hingga akhir Agustus 2016. Anda bisa mengikuti artikel lainnya di Topik Pilihan "Jelajah Australia 2016".)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com