PARIS, KOMPAS.com – Jaksa Perancis, Jumat (15/7/2016) malam, mengumumkan perkembangan terbaru teror truk di Nice, Perancis selatan, Kamis (14/7/2016) malam.
Selain 84 orang tewas, kata Jaksa, tabrakan maut ke kerumunan massa pada peringatan Bastille Day menyebabkan 202 orang dirawat, termasuk 52 orang dalam kondisi kritis.
"Di antara 52 orang yang kritis itu, ada 25 orang masih dalam perawatan intensif," tambah jaksa, sebagaimana dilaporkan The Guardian.
"Teroris yang mengendarai truk seperti yang Anda ketahui itu telah ditembak mati untuk mencegah agar dia tidak melakukan tindakan kriminal yang lebih besar,” demikian jaksa.
Laporan terkini oleh jaksa itu merevisi laporan sebelumnya, yang menurut pejabat Perancis ada 188 orang dirawat dan 48 orang kritis.
Pada Jumat siang, Presiden Francois Hollande menyebutkan, 50 orang korban luka sedang dalam kondisi ‘antara hidup dan mati’.
Para saksi mata menceritakan tentang teror dan kepanikan ketika tragedi itu terjadi, serta saat polisi berhasil menghentikan dan membunuh pengemudi truk.
Nader El Shafei, seorang warga Mesir, mengatakan kepada BBC bahwa dirinya melihat wajah penyerang selama satu menit sebelum menyaksikan tembak-menembak.
"Kami berpikir pada mulanya ini hanya sebuah kecelakaan," katanya, "tetapi kemudian saya melihatnya mengeluarkan senapan dan berusaha menembak sekelompok polisi yang mengejarnya."
"Saya melihatnya selama sekitar satu menit, secara langsung, tetapi dia tidak melihat ke arah saya. Dia menoleh keluar jendela, kelihatannya sangat gelisah,” kata Shafei.
"Saya terus meneriakinya, melambaikan tangan, berusaha memberitahu ada banyak orang meninggal di bawah truknya. Tetapi dia tidak memperdulikannya,” tuturnya.
"Polisi langsung membunuhnya, mereka tidak berusaha berunding, mereka menembaknya," tambah saksi mata tersebut.
Di jalan tak jauh dari truk dan polisi tanpa tergeletak seorang anak tewas, terbujur kaku di sisi bonekanya. Polisi kemudian menutup mayat anak itu.
Semua orang berlarian dan menjerit. “Semua orang berteriak: lari...., lari...., lari.. Kami mendengar beberapa tembakan. Panik luar biasa,” kata saksi mata yang lain.
Eric Ciotti, anggota parlemen setempat mengatakan kepada radio Europe 1 bahwa dia melihat seseorang meloncat ke truk, berusaha menghentikannya.