Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Insiden “Sniper” di Dallas, Obama Persingkat Lawatan ke Eropa

Kompas.com - 09/07/2016, 07:41 WIB

WARSAW, KOMPAS.com – Presiden Amerika Serikat,  Barack Obama, mempersingkat kunjungan ke Eropa dan memilih terbang ke Dallas karena kasus penembakan terhadap 11 polisi di kota itu.

Gedung Putih, Jumat (8/7/2016), mengatakan, serangan “sinper” terhadap 11 polisi di Dallas, Texas, Kamis (7/7/2016), adalah masalah serius di dalam negeri yang harus ditangani segera.

“Presiden telah menerima undangan dari wali kota Dallas, Mike Rawlings, untuk mengunjungi Dallas awal pekan depan,” kata juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, dalam sebuah pernyataan.

Obama akan kembali ke AS lebih awal, Minggu malam, dari kunjungannya di Eropa. Saat terjadi penembakan oleh “sniper” Obama sedang berada menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Warsawa, Polandia.

Penembakan di Dallas dilakukan oleh dua orang “sniper” terjadi pada saat unjuk rasa di pusat kota Dallas, Kamis.  Akibat serangan itu, lima polisi tewa dan sisanya terluka.

Pendemo melontarkan protes atas penembakan warga kulit hitam oleh polisi Minnesota dan Louisiana, sebelumnya.

Penjelasan ini diberikan Kepala Kepolisian Dallas David Brown, seperti kutip dari laman NBC News.

Kedua penembak jitu melakukan tembakan dari tempat tinggi ke arah sejumlah polisi beberapa saat sebelum tepat pukul 21.00 waktu setempat.

Obama mengecam serangan oleh "sniper" di Dallas, yang menewaskan lima orang polisi itu.

Seperti diwartakan kantor berita AFP, Obama menyebutkan, selama ini kaum kulit hitam telah lama dipinggirkan.

Presiden AS itu meminta warga kulit putih di AS ikut memperhatikan kondisi ini dan tak memandangnya sebelah mata. 

Obama kemudian mengatakan, serangkaian program reformasi sudah direkomendasikan oleh Gedung Putih sejak tahun lalu, dan harus diterapkan di seluruh wilayah AS.

Tersangka pelaku penembakan adalah Micah Johnson (25) warga Negara Bagian Texas.

Johnson tinggal di Mesquite, pinggiran kota Dallas, seperti diberikatan CBS News dan NBC News. Dia tewas setelah terkepung selama beberapa jam.

Sebelumnya, Brown, menyampaikan kata-kata terakhir pria yang menembak mati lima petugas polisi itu.

"Tersangka mengatakan dia kecewa dengan Black Lives Matter, kasus penembakan oleh polisi, kecewa dengan orang kulit putih dan ingin membunuh orang kulit putih, terutama polisi kulit putih," kata Brown.

Black Lives Matter (BLM) yang dimaksud adalah sebuah gerakan internasional yang berasal dari komunitas warga Afrika-Amerika yang mengkampanyekan keadilan untuk warga AS berkulit hitam.

BLM secara reguler menggelar aksi protes terkait kematian warga kulit hitam khususnya yang diakibatkan oleh penegak hukum.

Gerakan BLM juga memperjuangkan isu yang lebih besar yaitu profiling rasial, kebrutalan polisi dan sistem hukum AS yang dinilai sangat rasialis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com