Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pengungsi Sedunia, UNHCR Apresiasi Peran Indonesia

Kompas.com - 20/06/2016, 10:50 WIB
JOS/BEN/LUK/MYR/ WSI/KOR/RAZ

Penulis

Di kamp itu, para pengungsi Rohingya, seperti Zakaria (17), dilatih bercocok tanam, beternak itik, dan belajar bahasa Inggris. "Saya mau belajar sebelum ke Amerika Serikat," kata Zakaria.

Situasi kondusif di tempat penampungan membantu Zakaria fokus pada misi itu. Ia enggan mengikuti jejak sejumlah temannya yang kabur ke Malaysia.

Khairul Anim (16), pengungsi lain asal Arkhan, Myanmar, justru berandai-andai ingin tinggal di Aceh. Menurut dia, warga Aceh sangat ramah.

"Saya tidak mau ke Malaysia karena tidak ada keluarga. Tinggal di sini dua tahun atau lima tahun tidak masalah. Di sini kami hidup dengan baik, tidak dikejar-kejar," kata Khairul.

Wali Kota Langsa Tengku Usman Abdullah mengatakan, pengalaman rakyat Aceh dibantu oleh pemerintah dan masyarakat internasional saat dihantam tsunami menjadi alasan dasar mengapa mereka lebih terbuka menerima pengungsi.

Namun, Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri Hasan Kleib menegaskan, meskipun Indonesia bersedia menangani pengungsi, sifatnya tetap sementara.

Indonesia tidak menerapkan kebijakan reintegrasi dengan warga lokal.

Indonesia hanya menerapkan kebijakan repatriasi sukarela, dan bekerja sama dengan IOM dan UNHCR menempatkan mereka di negara ketiga, seperti Amerika Serikat, Kanada, Jerman, atau Australia.

Kepala Kantor Wilayah Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara Maroloan J Barimbing juga menegaskan, sampai kapan pun para pencari suaka tidak akan pernah diberi izin tinggal di Indonesia.

Dalam pandangan imigrasi, mereka adalah orang asing yang harus diawasi dan dibatasi ruang geraknya.

"Mereka harus dikendalikan agar tidak menyebabkan ekses negatif, seperti kecemburuan sosial atau kedaulatan," katanya.

(Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 Juni 2016, di halaman 1 dengan judul "Hari Pengungsi Sedunia, UNHCR Apresiasi Peran Indonesia")

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com