Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Rabi Yahudi hingga Umat Buddha Ikut Buka Puasa Bersama...

Kompas.com - 14/06/2016, 08:45 WIB
Caroline Damanik

Penulis

Menurut Peggy Page, kegiatan ini menarik karena ia lahir dan besar di Malaysia sampai akhirnya tiba di Australia. "Tapi selama itu saya tidak pernah tahu orang melakukan acara iftar bersama. Mereka buka puasa dan langsung pulang ke rumah mungkin karena capek dan tidak makan seharian," tuturnya.

Oleh karena itu, Peggy bersyukur karena memeroleh wawasan baru tentang Ramadhan dan iftar dari acara buka puasa bersama ini. Apalagi, lanjutnya, mengamini pernyataan David, masyarakat Australia berasal dari beragam negara dan agama. Oleh karena itu, dia dan rekan-rekannya bisa belajar  untuk saling menghargai satu sama lain.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Peggy Page, perwakilan dari Buddhist Council of Victoria, yang mengikuti acara buka puasa bersama yang digelar oleh Deakin University dan Australian Intercultural Society (AIS) di kampus Deakin University di kawasan Burwood, sebuah daerah pinggiran dekat Melbourne, Victoria, Kamis (9/6/2016) sore.
Lihat persamaan

Peggy juga memuji inisiatif yang datang dari dunia akademis. Semangat ini bisa ditularkan ke generasi muda yang belajar di kampus ini.

Dia berharap, rasa saling menghormati antarmanusia yang berlatar belakang berbeda bisa terus dijaga dengan terus melihat pada persamaan, bukan perbedaan semata.

"Ketika orang-orang dari latar belakang berbeda duduk bersama, kita akan temukan memahami satu sama lain dengan lebih baik. Jika kita melihat luarnya, kita menemukan banyak perbedaan," katanya.

Namun jika melihat ke intinya, masih menurut Peggy, kita menemukan banyak persamaan sebagai manusia, seperti tentang cinta kasih, berbagi, kebahagiaan dan saling menerima satu sama lainnya.

"Jadi (pertemuan) ini sangat bagus untuk hubungan antaragama karena akan menghadirkan pemahaman yang baik dan penerimaan terhadap apa yang dilakukan orang lain. Kalau tidak ada pemahaman satu sama lain, hidup akan sulit," tegasnya kemudian.

Helen Kapalos, Chairperson of Victorian Multicultural Commission, menambahkan bahwa keluarganya yang menganut agama Kristen juga memiliki tradisi berpuasa menjelang Hari Raya Paskah.

"Puasa dimaknai bukan sekadar berpuasa, tetapi semangat berbagi dan pengorbanan," kata Helen.

Senada dengan Peggy, dia juga menegaskan pentingnya fokus pada persamaan dan bukan perbedaan dari agama dan kepercayaan.

Ahmet Keskin, Executive Director AIS, menambahkan, tercatat sudah ada 26 acara berbuka puasa bersama di Victoria yang melibatkan komunitas dari berbagai latar belakang.

"Tuan rumahnya pun beragam, dari universitas, organisasi pemerintahan, atau agama lain. Ini menjadi bukti bahwa tradisi iftar telah diterima oleh masyarakat umum di Australia," tegasnya.

 

Tulisan ini dibuat dalam rangkaian perjalanan Kompas.com yang diundang ABC Australia Plus ke Australia, 14 Mei-15 Juni 2016, bersama MNC Group dan Detik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com