"Kekerasan membantu menjual surat kabar sehingga seringkali hal itu yang dijadikan fokus," ujar McGinty.
Kegagalan melihat sebab lain
Salah satu masalah dengan pemikiran seperti itu adalah, jika penembak memiliki penyakit jiwa, orang-orang tidak memikirkan sebab lain.
Paul Gionfriddo, Presiden kelompok advokasi Mental Health America, mengatakan reaksi spontan seperti ini tidak membantu siapa pun.
"Jika kita tidak secara otomatis berpikir 'penyakit jiwa,' kita akan berkesempatan melihat hal-hal lain," ujarnya.
Gionfriddo dan McGinty sepakat bahwa keyakinan yang mengaitkan penyakit jiwa dengan kekerasan bersenjata hanya akan meningkatkan stigma orang-orang dengan penyakit seperti itu dan membuat mereka semakin sulit mendapatkan perawatan.
Para ahli sepakat bahwa penyebab-penyebab kekerasan bersenjata masih kurang dipelajari dan bahwa hal itu harus diselidiki sebagai sebuah ancaman terhadap kesehatan publik sehingga kematian akibat senjata dapat dicegah, atau setidaknya dikurangi.
Baca: Mantan Istri Omar Mateen: Dia Sakit Mental
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.