Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Beberapa Pernyataan Muhammad Ali tentang Tinju hingga Islam

Kompas.com - 07/06/2016, 14:16 WIB

KOMPAS.com — Sepanjang hidupnya, Muhammad Ali tak hanya dikenal tangkas di dalam ring tinju, tetapi juga tangkas memainkan kata.

Inilah beberapa kutipan pernyataan terkenal dari sang legenda tinju yang baru saja meninggal dunia itu.

Tentang tinju

"Melayang seperti kupu-kupu, menyengat seperti lebah," - Ali, sebelum pertarungan melawan Sonny Liston (1964).

"Saya raja dunia! Saya tampan! Saya kejam! Saya mengguncang dunia! Saya mengguncang dunia! Saya mengguncang dunia!" - Ali setelah mengalahkan Sonny Liston.

"Saya telah bergulat melawan buaya. Saya berkelahi melawan ikan paus. Saya mengikat petir dan memenjarakan kilat. Kalian tahu saya kejam. Pekan lalu, saya membunuh karang, melukai batu, 'merumahsakitkan' batu bata. Saya sungguh kejam," - setelah mengalahkan George Foreman, dalam pertarungan bertajuk "Rumble in the Jungle" 1974.

"Yang bisa saya lakukan hanyalah bertarung untuk kebenaran dan keadilan. Saya tak bisa menyelamatkan siapa pun. Dia tokoh fiksi dan saya adalah karakter nyata," - Ali saat mengumumkan komik Ali vs Batman.

Tentang kesuksesan

"Apa yang saya derita secara fisik sepadan dengan yang saya capai dalam kehidupan. Seorang pria yang tak cukup berani untuk mengambil risiko tak akan mencapai apa pun dalam hidupnya." - Ali dalam konferensi pers 28 Oktober 1984.

"Sangat sulit menjadi rendah hati jika Anda sehebat saya," - Ali.

"Hey Floyd, saya sudah melihatmu! Satu hari kelak saya akan menghajarmu! Jangan lupa, saya yang terhebat!" -Ali kepada juara dunia kelas berat Floyd Patterson di Olimpiade 1960.

Tentang perang

Muhammad Ali terang-terangan menentang perang Vietnam dan menolak mendaftar wajib militer. Inilah alasan mengapa Ali menolak ikut wajib militer.

"Mengapa mereka meminta saya mengenakan seragam dan pergi puluhan ribu mil dari rumah dan menjatuhkan bom serta peluru kepada orang-orang Vietnam berkulit coklat, sementara mereka yang disebut Negro di Louisville diperlakukan bak anjing dan diabaikan hak-hak asasi terdasarnya?" - Ali, 17 Februari 1966.

Muhammad Ali kemudian didakwa menghindari wajib militer dan Pemerintah AS mencoba memenjarakan dia. Namun, Mahkamah Agung membatalkan semua dakwaan dan Ali memuji Tuhan saat mendengar kabar itu.

"Saya sudah merayakannya. Saya berdoa kepada Allah." - Ali, 28 Juni 1971.

"Mereka melakukan apa yang menurut mereka benar dan saya melakukan apa yang menurut saya benar."

Terkait rasialisme dan Islam

Muhammad Ali merupakan sosok mualaf yang sangat vokal dan dia menjadi juru bicara tak resmi bagi jutaan orang kulit hitam dan orang tertindas di seluruh dunia.

"Orang mengatakan, saya berbicara lamban sekarang. Itu tak mengejutkan. Saya menghitung telah melepaskan 29.000 pukulan. Namun, saya menghasilkan 57 juta dollar AS dan menabung separuhnya. Jadi, saya rela menerima beberapa pukulan keras. Anda tahu berapa banyak orang kulit hitam tewas tiap tahun akibat senjata api atau senjata tajam tanpa uang sepeser pun? Saya mungkin bicara lamban, tetapi pikiran saya tidak." - Ali, 20 Januari 1984.

"Mengapa semua malaikat (berkulit) putih? Mengapa tak ada malaikat (berkulit) hitam?" Ali, di sebuah gereja pada 1983.

Sejak serangan Paris, Muhammad Ali juga berbicara lantang menentang dikaitkannya Islam dengan aksi-aksi brutal ISIS.

"Saya seorang Muslim dan tak ada yang Islami dalam hal membunuh orang di Paris, San Bernardino, atau tempat lain di dunia. Muslim sejati memahami bahwa kekerasan yang dilakukan mereka yang menyebut diri jihadis Islam sangat bertentangan dengan agama kami." - Ali 2015.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com