Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungan Obama ke Hiroshima Memicu Perdebatan

Kompas.com - 27/05/2016, 17:41 WIB
Pascal S Bin Saju

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com – Konferensi tingkat tinggi negara-negara Kelompok Tujuh (G-7) di Jepang diwarnai kunjungan kontroversial Presiden AS, Barack Obama, ke Hiroshima, Jumat (27/5/2016).

Sudah menjadi ingatan sejarah bahwa Hiroshima – bersama satu kota lain yakni Nagasaki – telah  menjadi sasaran serangan bom atom oleh Amerika Serikat pada era Perang Dunia II.

Pada 6 Agustus 1945 pukul 08.16 waktu Jepang, sebuah bom atom beledak pada jarak 580 meter di atas pusat kota Hiroshima. Sekitar80 persen kota itu luluhlantak akibat ledakan bom.

Gelombang panas akibat bola api nuklir membakar penduduk, hewan, dan tumbuhan.

Dari puing-puing kota yang hancur menguak satu simbol mimpi buruk peradaban manusia, yakni awan cendawan bom atom.

Ke Hiroshima, lokasi bom atom pertama dan terbesar di dunia, itulah Obama berkunjung pada Jumat  pagi.  Obama menjadi Presiden AS pertama yang mengunjungi lokasi ledakan.

Obama mengunjungi Hiroshima untuk menunjukkan sikapnya bahwa Washington siap bekerja sama dengan Tokyo untuk menghampus penggunaan senjata nuklir.

Sebelum dilakukan, kunjungan Obama telah menimbulkan perdebatan.

Para pengeritik menuduh Washington dan Tokyo memiliki kenangan selektif dan menunjuk adanya paradoks dalam kebijakan mereka terkait nuklir.

Di satu sisi, mereka mengandalkan pencegahan dengan nuklir, tetapi di sisi yang lain juga menyerukan diakhirinya program senjata atom tersebut.

Kedua pemerintah berharap, lawatan Obama ke Hiroshima akan memumbuhkan tunas-tunas baru rekonsiliasi dan hubungan erat antara bekas musuh.

Pada saat bom atom dijatuhkan di Hiroshima, 6 Agustus 1945, setidaknya ada ribuan orang tewas seketika dan sekitar 140.000 orang tewas sampai akhir tahun.

Associated Press Sekitar 70.000 sampai 80.000 dari jumlah 255.000 penduduk Hiroshima diperkirakan tewas seketika, saat bom meledak, 6 Agustus 1945. Gedung-gedung rata dengan tanah, tidak kuat menahan kekuatan bom atom ini.
Di lokasi ledakan, tepatnya di tugu peringatan perdamaian, Obama meletakkan karangan bunga.

“Tujuh puluh satu tahun yang lalu, kematian jatuh dari langit dan dunia berubah," kata Presiden setelah peletakan karangan bunga.

Obama tampak muram saat ia meletakkan karangan bunga, menurunkan kepalanya dan berhenti sejenak dengan mata tertutup sebelum membiarkan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meletakkan karangan bunganya.

"Mengapa kita datang ke tempat ini, ke Hiroshima? Kita datang untuk merenungkan kekuatan mengerikan yang terjadi di masa lalu.  Kita datang berkabung untuk yang tewas," katanya.

Apa yang dilakukan Obama itu merupakan sebuah upayanya untuk menampilkan agenda perlucutan senjata nuklir, yang membuatnya memenangkan Hadiah Nobel Pertamaian pada 2009.

Obama telah mengatakan bahwa ia menghormati semua orang yang tewas dalam Perang Dunia II, tetapi tidak akan meminta maaf atas pengeboman itu.

Kota Nagasaki terkena bom nuklir kedua pada 9 Agustus 1945, dan Jepang menyerah enam hari kemudian.

Mayoritas warga AS melihat pemboman itu sangat perlu untuk mengakhiri perang dan menyelamatkan jutaan nyawa, meskipun beberapa sejarawan mempertanyakan pandangan itu.

Associated Press/Shuji Kajiyama Presiden AS Barack Obama meletakkan karangan bunga di Peace Memorial Park di Hiroshima, Jepang, Jumat (27/5/2016).
"Saya datang, pertama dan terutama, untuk mengingat dan menghormati puluhan juta nyawa hilang selama Perang Dunia II,” kata Obama.

“Hiroshima mengingatkan kita bahwa perang, tidak peduli penyebab atau negara yang terlibat, menghasilkan penderitaan dan kerugian yang luar biasa, terutama untuk warga sipil tak berdosa,” kata Obama seperti dirilis surat kabar Asahi Shimbun, Jumat ini.

Sebelumnya Gedung Putih berdebat apakah waktunya tepat untuk Obama berkunjung ke Hiroshima, yang dinilai tabu selama puluhan tahun. 

Salah satu agenda KTT G-7 di Jepang adalah terkait dengan upaya perlucutan senjata nuklir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com