Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Gempa Nepal dan 12 Fakta di Baliknya...

Kompas.com - 26/04/2016, 19:06 WIB

KOMPAS.com - Luka yang terkoyak ketika gempa bumi terjadi di Nepal 25 April 2015 sampai sekarang belum sembuh. Di daerah tempat kerusakan terjadi pembangunan kembali berjalan sangat lambat.

Baca: Korban Tewas Gempa Nepal Lebih 2.300, RS Tak Mampu Tampung Jenazah

Setidaknya ada 12 fakta yang membuktikan bahwa proses restorasi kehidupan warga di sana berjalan amat lambat.

1. Stupa tanpa kepala
Boudhanath di Ibu Kota Nepal, Kathmandu, termasuk warisan budaya dunia UNESCO.

Stupa itu yang jadi salah satu tujuan penting ziarah pemeluk agama Buddha dari Himalaya, kehilangan salah puncak atapnya. Kini masih direstorasi.

2. Harus dirubuhkan
Durbar Square (lapangan Durbar) juga termasuk warisan budaya dunia UNESCO.

Kompleks candi itu dulu rusak berat akibat gempa bumi. Beberapa candi sudah sudah dirubuhkan, sementara sejumlah lainnya kemungkinan juga tidak bisa diselamatkan lagi.

3. Hidup di antara tiang penunjang
Warga Kathmandu sudah terbiasa dengan pemandangan bangunan yang rusak akibat gempa bumi.

Perbaikan yang tidak berjalan lancar tampaknya diterima tanpa banyak protes.

4. Seperti setahun lalu
Distrik Sindhupalchowk, di sebelah timur Kathmandu, jadi salah satu daerah yang paling parah dilanda gempa.

Sekarang Kota Chautara yang penduduknya 15.000 orang, masih terlihat seperti ketika gempa bumi baru saja terjadi.

5. Klinik di tenda
Penerimaan pasien yang bersifat darurat di Chautara. Para dokter kerap masih harus bekerja di bawah tenda.

Gedung tua begitu rentannya karena gempa, sehingga baru bisa digunakan lagi setelah perbaikan menyeluruh.

6. Bukan rumah tap gubuk beratap seng
Seperti tahun lalu, di Sindhupalchowk sebagian besar orang masih tinggal di gubuk beratap seng.

Lebih dari 80 persen rumah luluh lantak akibat gempa bumi. Terutama di daerah pedesaan, hanya ada sedikit bantuan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com