Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

”Panama Papers” Sebut 12 Pemimpin Negara

Kompas.com - 05/04/2016, 07:43 WIB

PARIS, KOMPAS.com – Salah satu kebocoran dokumen finansial terbesar dalam sejarah mengguncang perhatian global awal pekan ini.

Kebocoran itu berasal dari dokumen firma hukum Mossack Fonseca yang berbasis di Panama sehingga disebut sebagai ”Panama Papers”.

Sedikitnya 140 politisi, termasuk 12 pemimpin dan mantan pemimpin negara, selebritas, dan bintang olahraga disebut dalam dokumen yang mengungkap aneka dugaan praktik skandal keuangan rahasia.

Tercatat 11,5 juta dokumen bocor, berisi informasi sejak 40 tahun lalu, yakni sejak 1977 hingga awal 2015.

Nama-nama yang disebut dalam bocoran dokumen itu diduga terkait berbagai perusahaan gelap, sebagaimana dilaporkan harian Kompas, Selasa (5/4/2016).

Perusahan seperti itu sengaja didirikan di sejumlah negara yang terkenal sebagai surga bebas pajak di luar negara para pihak yang disebut.

Temuan itu merupakan hasil investigasi organisasi wartawan global, International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), koran Jerman Süddeutsche Zeitung, dan lebih dari 100 organisasi pers dari seluruh dunia.

ICIJ menyatakan, dari dokumen-dokumen itu terungkap praktik-praktik yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam bisnis global.

Situs ICIJ mencontohkan, bocoran dokumen itu memuat upaya rahasia sejumlah pihak yang terkait dengan Presiden Rusia Vladimir Putin melalui sejumlah bank dan perusahaan gelap dengan aset senilai 2 juta dollar AS.

Keluarga para pemimpin Partai Komunis di Tiongkok juga masuk dalam bocoran dokumen itu. Salah satunya adalah anggota keluarga Presiden Xi Jinping.

Data itu juga mencakup secara detail mulai dari sejumlah skandal besar pencurian emas di Inggris, praktik pencucian uang yang belum terungkap di Brasil, hingga penyuapan di lembaga sepak bola global FIFA.

Juga disebut aneka upaya para politisi global dalam kesepakatan penghindaran praktik keuangan, khususnya pajak.

Tak lupa praktik kotor yang melibatkan bank besar dan firma hukum global dalam bentuk penawaran praktik keuangan kepada agen rahasia, penjual obat terlarang, hingga miliarder, pesohor, dan bintang olahraga.

Salah satu bintang olahraga yang disebut adalah pesepak bola terbaik dunia, Lionel Messi.

Panama Papers juga mengungkap sejumlah perusahaan yang beroperasi di luar negeri, antara lain milik Perdana Menteri Eslandia dan Pakistan, Raja Arab Saudi, dan anak Presiden Azerbaijan.

Pengusaha Indonesia Sandiaga Uno yang namanya disebut-sebut dalam dokumen itu, kepada Kompas, Senin (4/4/2016), di Jakarta mengatakan, pihaknya pernah menggunakan jasa Mossack Fonseca.

 ”Dalam rangkaian proses investasi, akuisisi, dan pinjaman luar negeri, dalam koridor hukum lazim menggunakan jasa offshore services,” kata Sandiaga.

Salah satu pendiri Mossack Fonseca, Ramon Fonseca, mengatakan, Panama Papers sebagai kejahatan, kejahatan besar, serta serangan terhadap Panama.

 ”Sejumlah negara tidak suka dengan cara kami yang kompetitif dalam menarik perusahaan,” ujarnya.

Rusia menyatakan kemarahannya dan menuding dokumen itu sebagai upaya mengganggu kestabilan negeri itu, khususnya menjelang pemilihan umum.

Presiden Perancis Francois Hollande berjanji, otoritas pajak di negeri itu akan menginvestigasi isi Panama Papers, diikuti dengan proses hukum jika ditemukan bukti-bukti kuat.

Direktur ICIJ Gerard Ryle mengatakan, sifat dokumen yang luas menyebabkan efeknya menjadi global. (Robertus Benny Dwi Koestanto)

------

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 April 2016, di halaman 1 dengan judul "”Panama Papers” Sebut 12 Pemimpin Negara".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com