Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah Abdeslam dan Penyidikan Serangan Paris

Kompas.com - 19/03/2016, 06:26 WIB
PARIS, KOMPAS.com - Empat bulan setelah kelompok militan menyerang dan menewaskan 130 orang di Paris, Perancis, pada Jumat (18/3/2016) malam, menangkap tersangka utama Salah Abdeslam di Brussels, Belgia.

Berikut rangkuman terkait penyidikan kasus serangan di Paris yang terjadi pada 13 November 2015 itu.

Salah Abdeslam

Warga negara Perancis berdarah Maroko. Dia diduga menjadi satu-satunya anggota 10 pelaku penyerangan Paris yang masih hidup.

Dia menyewa salah satu mobil yang digunakan dalam penyerangan dan menggunakannya untuk serangan bom bunuh diri ke stadion Stade de France.

Salah sebenarnya diperintahkan untuk menjadi "pengantin" namun mengurungkan niatnya dan rompi bom bunuh diri ditemukan di Paris di kawasan yang pernah ditinggalinya.

Polisi yakin Salah kabur ke Belgia sehari setelah serangan maut di Paris terlaksana.

Penyerangan Bataclan

Korban terbanyak dalam serangan Paris jatuh di gedung konser Bataclan, di mana 90 orang penggemar musik tewas ditembak tiga penyerang yang semuanya adalah WN Perancis yang pernah bertempur di Suriah bersama ISIS.

Mereka adalah Foued Mohamed-Aggad (23), satu dari 10 orang asal kota Strasbourg yang berangkat ke Suriah pada 2013.

Dua penyerang lainnya adalah mantan pengemudi bus Samy Amimour (28) dan Omar Ismail Mostefai (29), keduanya berasal dari Paris.

Dua dari tiga orang ini tewas setelah meledakkan diri sendiri dan satu lainnya tewas ditembak polisi.

Penembakan bar dan restoran

Beberapa saat sebelum menyerang Bataclan, ketiga orang ini, termasuk Abaaoud, mengemudikan mobil di wilayah timur Paris lalu menembaki kafe dan restoran.

Brahim Abdeslam (31), saudara laki-laki Salah, meledakkan diri di luar sebuah kafe dan mencederai satu orang.

Abaaoud, adalah seorang warga Belgia keturunan Maroko, berhasil melarikan diri setelah melakukan aksinya di Paris namun tewas dalam penggrebekan polisi di Saint-Dennis pada 18 November.

Penembak ketiga, warga Belgia keturunan Maroko, Chakib Akrouh (25), meledakkan diri saat penggrebekan di Saint-Dennis.

Pengeboman stadion

Serangan terkordinasi di Paris diawali ketika tiga orang meledakkan diri di luar stadion Stade de France di saat laga antara timnas Perancis dan Jerman digelar.

Hanya satu dari ketiga pengebom yang bisa diidentifikasi, dia adalah Bilal Hadfi (20), warga Perancis yang pernah tinggal di Belgia dan pernah pergi ke Suriah.

Dua pengebom bunuh diri lainnya membawa paspor Suriah palsu yang digunakan untuk masuk ke wilayah Yunani pada Oktober tahun lalu, menyamar sebagai pengungsi.

Penggerebekan Saint Denis

Polisi mengepung dan menyerang sebuah apartemen di Saint-Denis, Paris selama tujuh jam.

Hasilnya, tiga orang tewas yaitu Abaaoud, sepupunya yang kelahiran Perancis Hasna Aitboulachen (26) dan Chakib Akhrouh,

Hasna tewas ketika Chakib, yang diduga terlibat dalam penembakan kafe dan bar, meledakkan diri sendiri.

Di tempat itu polisi menembakkan 5.000 peluru dan melemparkan sejumlah granat sehingga membuat jasad ketiga orang itu sulit dikenali.

Buron

Mohamed Abbrini (30), warga Belgia keturunan Marokok yang muncul dalam rekaman CCTV bersama Salah Abdeslam dua hari sebelum serangan Paris, masih buron.

Saat itu, Abrini terlihat di sebuah SPBU di utara Paris dan mengemudikan salah satu kendaraan ang digunakan dalam penyerangan itu.

Satu orang lagi yang masih buron adalah Soufiane Kayal.

Pengadilan

Sejauh ini, pemerintah Belgia sudah mendakwa 11 orang tersangka, termasuk tiga orang yang diyakini membantu Salah Abdeslam melarikan diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com