Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rawan Albutairi, Perempuan yang Berupaya Mengubah Arab Saudi

Kompas.com - 25/01/2016, 09:58 WIB

"Saya kangen keluarga saya, jadi saya memutuskan untuk kembali ke Saudi," kata dia, tanpa tanda-tanda penyesalan. "Jika Anda melihat kampus Aramco, Anda tidak akan menyalahkan seseorang yang ingin bekerja di sana".

'Patah hati'

Melalui pusat Al-Khobar Global Shapers, yang didirikannya, Rawan bekerja dengan sekolah lokal ( hanya sekolah anak perempuan, dia tidak diijinkan untuk memasuki sekolah laki-laki) mengunjungi kelas-kelas dan berupaya untuk menginspirasi anak-anak perempuan untuk merintis karir seperti yang dilakukannya.

Anda dapat melihat di mata mereka; mereka ingin menjadi insiyur, mereka ingin menjadi pengacara, tetapi mereka kurang mendapatkan bimbingan, mereka kekurangan kesempatan," kata dia.

"Itu sangat membuat patah hati".

Tetapi, meski hambatan untuk berusaha jelas terlihat bagi anak-anak perempuan di Arab Saudi, seperti larangan seorang perempuan untuk menyetir, atau meninggalkan rumah tanpa ditemani, Rawan mengatakan yang penting adalah apa yang terjadi di rumah.

"Sayangnya, banyak anak-anak perempuan, rintisan karirnya tidak hanya diputuskan oleh mereka ingin menjadi apa, tetapi juga budaya, latar belakang mereka. Kami berupaya dan mendorong mereka, tetapi itu bagaimana mereka mendorong orangtua, untuk membuat mereka setuju."

Mungkin tidak mengejutkan, Rawan berhat-hati mengkritik pemerintah Saudi, bukan karena dia dapat ditarik dalam debat mengenai kelebihan pasokan dalam pasar minyak global.

Dia bersikeras pemerintah telah "berupaya yang terbaik" untuk menunjukkan orang-orang muda sebagai panutan seperti dirinya, dan membuat lebih banyak perempuan dalam dunia kerja.

Saudinisasi

Salah satu contoh yang dia sebut adalah skema Nitaqat, atau seperti yang dikenal dengan nama "Saudinisasi", yang dirancang untuk mendorong perusahaan-perusahaan untuk mempekerjakan warga negara Arab Saudi, dibandingkan orang asing.

"Jika Anda mempekerjakan seorang pria Saudi, Anda mendapatkan satu poin untuk program Anda," kata Rawan, "Tetapi jika Anda mempekerjakan perempuan, Anda mendapat dua poin".

Dia juga tertarik untuk menunjukkan, setidaknya ditempatnya bekerja, perempuan diberi kesempatan yang sama.

"Perbedaannya adalah bahwa kami menggunakan Abaya ( pakaian hitam). Saya berbicara kepada beberapa orang yang bekerja untuk Exxon Mobil dan Shell, dan kami melakukan hal yang sama!".

Untuk mengemudi, Rawan merasa senang memiliki seorang supir, meskipun dia "memilih untuk memiliki pilihan" untuk mempunyai mobil sendiri, dan meyakinkan peraturan itu akan lebih longgar dalam beberapa tahun mendatang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com