Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori Konspirasi "Obama Seorang Muslim" Masih Bergaung di Timur Tengah

Kompas.com - 25/01/2016, 07:26 WIB
KOMPAS.com - Ketika Barack Obama melangkah ke panggung politik AS hampir satu dekade lalu, sejumlah rumor berkembang bahwa ia diam-diam merupakan seorang Muslim. Rumor-rumor tersebut sudah sering ditepis. Pada kenyatannya, Presiden AS itu seorang Kristen. Namun rumor-rumor semacam itu tetap saja ada.

Dalam sebuah jajak pendapat tahun 2014, delapan tahun setelah Obama berkuasa, sebagaimana dilaporkan Washington Post, sebanyak 54 persen orang Partai Republik percaya bahwa Obama, "dalam lubuk hatinya", adalah seorang Muslim.

Sydney Morning Herald (SMH), dalam laporannya, Jumat (22/1/2016), menyatakan bahwa teori konspirasi ini bisa bertahan mungkin dapat dikaitkan dengan posisi Obama sebagai presiden Amerika turunan Afrika pertama di AS. Dua periode masa jabatannya sebagai presiden telah diselimuti isu-isu ras dan identitas.

Namun penting juga memperhatikan bagaimana teori-teori itu bermutasi ketika kemudian menyebar ke luar negeri, beradaptasi dengan cara-cara yang tak terduga agar pas dengan persoalan regional.

Salah satu dari teori konspirasi ini yang paling bertahan dan beredar luas menjadi lebih spesifik dari versi yang beredar di AS, yaitu bahwa Obama bukan hanya Muslim... tetapi dia adalah penganut Muslim Syiah.

SMH melaporkan, pekan lalu, ketika pemerintahan Obama mengumumkan bahwa pihaknya mencabut sejumlah sanksi terhadap Iran sebagai hasil dari kesepakatan nuklir yang dipimpin AS dengan Teheran yang tercapai Juli tahun lalu, Dhahi Khalfan Tamim, kepala keamanan Dubai, menyatakan bahwa "akar Syiah" Obama telah membantunya membuat hubungan AS dan Iran menjadi lebih akrab.

"Misi telah selesai," kata Tamim di Twitter.

Dalam kicauan lanjutannya, Tamim menyatakan bahwa Israel sebenarnya berada di balik pemilihan Obama dan bahwa Presiden AS itu mungkin akan segera mengunjungi sejumlah situs keagamaan Syiah di Iran.

Penting untuk dicatat bahwa Tamim bukan sosok yang tidak jelas. Dia adalah mantan kepala polisi Dubai. Akun Twitter-nya memiliki lebih dari 1,2 juta pengikut, dan kicauannya tentang Obama di-retweet ratusan kali. Dan ini bukan pertama kalinya rumor semacam itu disuarakan.

Tahun lalu, sebuah video yang menampilkan mantan anggota parlemen Irak, Taha al-Lahibi, muncul di dunia maya. Dalam video itu Lahibi mengatakan bahwa "latar belakang Syiah" Obama telah menuntun dia bekerja sama dengan Iran.

Sekitar waktu yang sama, penulis Suriah, Muhydin Lazikani, mengatakan kepada televisi al-Hiwar yang berbasis di London bahwa Obama merupakan "putra seorang Kenya yang menganut Syiah".

Rumor tersebut bermula dari pemilu 2008, ketika koran Iran yang dikelola negara menerbitkan artikel yang menyatakan Obama merupakan seorang Muslim Syiah. Ketika Obama menang pada November 2008, sejumlah orang bahkan mengadakan perayaan di basis kaum Syiah Irak.

"Banyak orang merasa, sekarang kami memiliki saudara di Gedung Putih," kata salah seorang warga Kota Sadr, sebuah daerah kantong Syiah di Baghdad, kepada majalah Time tak lama Obama terpilih tahun 2008.

Bukti yang mendukung bahwa Obama seorang Syiah atau mendapat banyak pengaruh Syiah selama masa pendidikannya bisa dibilang tidak ada. Nama tengahnya adalah Hussein, termasuk nama martir dalam Islam Syiah yang paling dihormati dan nama yang sangat umum di kalangan Muslim Syiah, tetapi banyak orang Muslim Sunni dan non-Muslim menggunakan nama itu  juga.

Ayah Obama berasal dari Kenya. Di Kenya jumlah orang Sunni lebih banyak dari Syiah. Obama terpisah dari ayahnya sejak ia kecil. Obama telah meggambarkan ayahnya sebagai seorang Muslim yang kemudian menjadi atheis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com