Aksi tersebut digelar di pantai Copacabana, Rio de Janeiro, Brasil, merupakan bagian dari acara SlutWalk, Sabtu (14/11/2015).
Dalam aksi itu, para wanita tersebut menulis slogan kecaman terhadap kekerasan seksual di tubuh dan kertas.
Mereka menggelar long march di jalanan Rio de Janeiro dan memblokade persimpangan lampu lalu lintas.
Selain mengecam aksi kekerasan seksual, mereka juga memprotes kebijakan yang diusulkan soal larangan aborsi.
Jika aturan itu berlaku, maka wanita korban pemerkosaan hanya bisa melakukan penghentian kehamilan jika bisa membuktikan kejahatan tersebut.
Dalam aksi itu, pendemo menuliskan kata-kata protes dengan lipstik di payudara, perut, punggung, dan lengan sambil menari samba.
Salah satu pendemo, Stephanie Ruas (26), mengatakan, perempuan rawan tindak pidana pemerkosaan di Brasil.
"Brasil adalah salah satu tempat paling buruk bagi seorang perempuan yang berjalan sendirian. Ketika saya berwisata (dan menginap), saya harus membawa pintu khusus sehingga kamar hotel saya tidak bisa dibuka," kata Ruas.
Pendemo lainnya, Indara Costa (18), mengatakan, "Pria Brasil anggap kami obyek. Kami ingin bisa melakukan apa pun yang kami inginkan dengan tubuh kami tanpa kekerasan."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.