Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"PhD Mama" di Australia dan Mitos Wanita Indonesia

Kompas.com - 27/08/2015, 11:12 WIB

Di Australia, mereka sigap mengambil alih tugas-tugas rumah tangga yang mungkin dulunya tak pernah mereka geluti.

Memandikan anak, menyiapkan sarapan, mengantar-jemput sekolah, pekerjaan yang mungkin umum untuk bapak-bapak di Australia, tetapi tidak bagi kebanyakan bapak-bapak di Indonesia.

Ditambah pekerjaan tetap mereka yaitu mencari nafkah. Karena keterbatasan kondisi visa, sering kali bapak-bapak istimewa itu harus mengambil pekerjaan yang mungkin tidak sesuai dengan gelar yang dimiliki.

Ahli komputer jadi tukang cuci piring, akuntan jadi tukang koran, dokter jadi kurir, bukan hal yang aneh untuk di dengar.

Namun kepala mereka tetap tegak, dan perempuan-perempuan yang mencintai mereka tetap hormat.

Buat saya, untuk menjawab mitos di atas, di dibalik perempuan yang hebat, ada cinta yang kuat dari lelaki yang istimewa.

Jika terpaksa tidak bisa mendampingi selama di Australia, mereka akan berupaya untuk datang berkunjung secara berkala untuk bisa saling melepas rindu dan mengartikulasikan dukungan setia kepada istri masing-masing.

Ada saat-saat dimana mereka perlu meninggalkan pekerjaan untuk sementara guna menjaga anak-anak saat istri harus menghadiri konferensi, mendampingi istri melahirkan, hingga berjuang bersama istri melawan kanker payudara. Sungguh, dibalik perempuan hebat bukan cinta yang gagal.

Selain soal cinta, saya melihat pendidikan mempunyai tempat yang sangat istimewa di tengah keluarga-keluarga ini, selain barangkali kesempatan mereguk pengalaman hidup di negara maju seperti Australia.

Pendidikan yang ditempuh para perempuan ini tentunya merupakan keputusan bersama para istri dengan para suami.

Ada proses pertimbangan yang panjang di dalamnya. Apa tujuannya, motivasinya, manfaat dan ongkosnya mungkin berbeda-beda untuk setiap keluarga.

Namun pada akhirnya, perempuan-perempuan ini bisa mendapatkan dukungan cinta dalam hidupnya untuk memperjuangkan sebuah gelar doktor.

Selain dukungan dari keluarga, pembimbing tesis doktoral di kampus pun tak kalah penting perannya.

Saya melihat di Australia ini berkeluarga apalagi memiliki anak adalah sebuah pilihan yang menuntut tanggung jawab besar sehingga mereka yang memilih untuk mengambilnya sangat diberikan dukungan dan perhatian.

Perkara anak sakit, harus hadir acara di sekolah atau day care, perayaan hari besar seperti lebaran, atau sekedar butuh waktu untuk meluangkan waktu bersama keluarga yang sedang datang berkunjung misalnya, bukan sesuatu yang tabu untuk disampaikan ke pembimbing, dengan cara yang elok dan tertib administrasi tentunya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com