Perubahan politik
Hassan melanjutkan terjadinya perubahan politik Australia dengan diberlakukannya Kebijakan Kulit Putih (White Australia Policy) tahun 1901, membuat banyak orang Afganistan itu meninggalkan Australia.
Di tahun 1960-an terjadi perubahan undang-undang yang membolehkan kedatangan imigran Turki dan Lebanon, membuat jumlah penduduk Muslim negara ini bertambah kembali. "Pada pertengahan tahun 1980-an, jumlahnya sekitar seperempat juta orang," katanya.
Sikap warga kulit putih Australia terhadap orang Muslim, menurut Hassan, terlihat sepanjang sejarahnya dengan kebanyakan berupa sikap penghinaan. "Sikap Australia terhadap orang Asia, disebabkan karena negara Muslim terbesar berada sangat dekat (Indonesia), selalu didominasi ketakutan," katanya.
"Setelah peristiwa 9/11 sikap itu makin menguat dengan persepsi bahwa Islam mendukung terorisme," tambah Hassan.
Berdasarkan data sensus 2011 menunjukkan 37,6 persen Muslim Australia lahir di negara itu dan 39 persen lainnya lahir di Lebanon, Pakistan, Afganistan, Turki, Banglades, Iran, Irak, Indonesia dan India.
"Muslim Australia berasal dari 183 negara berbeda, umumnya dari Asia Selatan dan Timur Tengah, menjadikan mereka sebagai komunitas paling beragam di dunia," katanya.
Menurut dia, laporan ini menunjukkan betapa lembaga MnM yang dibentuk pada 2008 oleh mantan Perdana Menteri Bob Hawke, sangat relevan untuk mengatasi salah persepsi di masyarakat.