Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret 'Kelam' Paviliun Irak di Festival Seni Venesia

Kompas.com - 20/06/2015, 04:16 WIB

Masing-masing mewakili korban yang berbeda dari konflik yang melanda Irak dalam beberapa tahun ini, dan Jabbar berencana melukis 2,000 buah.

Serangkaian lukisan cat air kepala terpenggal buatan Haider Jabber.

Digantung pada dinding istana abad ke-16 yang indah di pinggir Grand Canal Venesia, karya seni ini terlihat dingin, mengingatkan tentang perlunya segera didapat jalan keluar damai bagi konfik Timur Tengah.

Meskipun Jabbar akhirnya terpaksa meninggalkan tanah airnya karena konflik, pria yang menjadi pengungsi Turki ini tetap akrab dengan keadaan kehidupan seniman di Irak.

"Tidak mudah bekerja sebagai seniman kontemporer di Irak," kata Jabbar lewat email.

"Tetapi bertahan hidup adalah tantangan terbesar."

Akam Shex Hadi

Invisible Beauty juga memamerkan fotografi Irak.

Lewat serangkaian 28 foto baru hitam putih yang khusus dibuat untuk paviliun Irak, Akam Shex Hadi, kelahiran tahun 1985, menampilkan foto warga Irak yang kehilangan tempat tinggal berdiri di depan berbagai latar belakang.

Masing-masing foto juga dilengkapi selembar kain hitam yang "mengulari" komposisi dan mengelilingi subjek foto seperti tali tiang gantung. Menurut Shex Hadi, tali hitam tersebut mewakili bendera ISIS.

Ketika Ruya Foundation for Contemporary Culture menghadapi kritik karena hubungannya dengan dinasti Irak yang kontroversial, paviliun negara itu menampilkan pameran yang disambut positif.

Tampil di Venice Biennale adalah penting bagi seniman Irak seperti Shex Hadi karena ini adalah cara untuk menemukan penggemar karyanya, sesuatu yang tidak terjadi di negara asalnya.

"Tidaklah mudah berkarier sebagai seniman di Irak," katanya kepada saya," karena warga Irak tidak memiliki cukup pengetahuan tentang seni kontemporer."

"Tantangan paling sulit adalah pandangan masyarakat, orang tidak paham, sehingga karya saya diperlakukan negatif, karena hanya sedikit yang menghargai," kata Hadi.

"Di negara yang sedang menderita krisis seperti Irak, kebudayaan dan seni yang paling menderita. Hanya seniman yang menghargai seni."

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com