Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cincin Kawin Penerbang Inggris Korban Perang Dunia II "Pulang" ke Keluarganya

Kompas.com - 10/03/2015, 12:55 WIB
TIRANA, KOMPAS.com - Cincin kawin seorang penerbang Angkatan Udara Inggris (RAF) yang hilang dalam Perang Dunia II dikembalikan ke keluarganya, Senin (9/3/2015), sekitar 70 tahun setelah pesawatnya jatuh di pegunungan Albania.

Pesawat milik RAF yang ditumpangi teknisi penerbangan John Thompson hilang pada Oktober 1944. Sejak saat itu, hingga berpuluh-puluh tahun keluarga dan istri tak mengetahui nasib sang penerbang itu.

"Hari ini saudara laki-laki saya pulang," kata Dorothy Webster (93) sambil berlinang air mata dalam upacara penyerahan di kantor kementerian pertahanan Albania di Tirana.

Dorothy menggenggam sebuah kotak kecil berisi cincin kawin saudaranya itu, sebongkah batu dari lokasi jatuhnya pesawat dan sebagian puing pesawat.

"Kami hanya mengetahui dia bertugas di suatu tempat di Libya atau Italia, tak lebih. Satu hari dia datang dan memberikan cincin untuk tunangannya dan kembali bertugas," kata keponakan John, Alan Webster (63).

Sementara itu, istri John Thompson, Joyce , yang menikah lagi dua tahun setelah suaminya dinyatakan hilang dalam tugas, sudah meninggal dunia pada 1993 akibat kanker dalam usia 70 tahun.

Pasangan John dan Joyce baru menikah enam bulan ketika pria asal Derbyshire, Inggris itu dinyatakan hilang dalam tugas.

Pesawat RAF jenis Halifax yang ditumpangi John jatuh di pegunungan dekat Martanesh, sekitar 60 kilometer sebelah tenggara ibu kota Albania, Tirana. Sejak saat itu nasib ketujuh kru pesawat tersebut tak diketahui.

Nasib pesawat dan para krunya tetap menjadi misteri hingga musim panas 1960. Saat itu, seorang penduduk desa bernama Jaho Cala, yang tinggal di daerah tempat hilangnya pesawat tersebut, sedang menebang pohon tiba-tiba menemukan jari tangan dengan cincin yang bertuliskan J&J.

"Tak jauh dari tempat itu terdapat puing-puing, kemungkinan dari pesawat terbang. Namun kami tak berani membicarakannya karena saat itu masih masa-masa kediktatoran," kata Xhemil Cala, putra Jaho, merujuk pada masa pemerintahan diktator Enver Hoxha.

"Ayah saya menyimpan cincin itu dengan hati-hati dan sebelum dia meninggal dunia meminta saya untuk mencari pemilik cincin tersebut," lanjut Xhemil.

Xhemil ternyata menunaikan permintaan terakhir ayahnya itu. Dia akhirnya menghubungi kedutaan besar Inggris di Tirana dan proses pemulangan cincin itu dimulai.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com