Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Air Menghajar Ibu Kota "Surga" Bulan Madu Dunia

Kompas.com - 08/12/2014, 03:39 WIB

MALE, KOMPAS.com - Dua hari libur nasional ditetapkan di Maladewa, negara pulau salah satu tujuan utama bulan madu dan wisata dunia, Minggu (7/12/2014) dan Senin (8/12/2014). Ibu Kota Negara itu dilanda krisis air minum, setelah instalasi pengolahan airnya terbakar.

Presiden Maladewa, Abdulla Yameen, memerintahkan penutupan kantor pemerintah pada Minggu dan Senin, selama para insinyur berusaha memperbaiki fasilitas pemurnian air laut menjadi air yang bisa diminum di Male, ibu kota Maladewa.

Hingga Sabtu (6/12/2014), banyak warga di Male yang tak punya pasokan air minum, dua hari setelah fasilitas pengolahan air utama negara pulau itu terbakar. Polisi juga masih menyelidiki kebakaran tersebut.

Dalam arahannya, Yameen mengimbau seluruh warga Maladewa untuk bersabar dan bersatu, bekerja sama dengan pemerintah untuk mengatasi krisis nasional ini.

India dan Sri Langka mulai mengirimkan botol-botol air minum ke kota tujuan wisata itu, Jumat (5/12/2014), begitu keran tak lagi mengalirkan air. China dan Amerika juga sudah mulai mengirimkan bantuan, berdasarkan pernyataan pemerintah Maladewa.

Selain mengirimkan air dalam kemasan, India juga mengirimkan kapal dengan kemampuan desalinasi--mengubah air laut menjadi air tawar--untuk menambah pasokan air minum warga Maladewa.

Pada Jumat, bentrokan warga sudah terjadi di jalanan Male, tempat distribusi air kemasan dengan sistem penjatahan yang ketat berlangsung. Pada Sabtu, Pemerintah mengumumkan akan membagi air minum gratis untuk sekitar 120.000 warga, termasuk ribuan pekerja asing dari Banglades, India, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka.

Pengumuman Pemerintah itu menanggapi laporan para buruh asing ditolak meminta air minum di beberapa lokasi pembagian.

Mantan presiden Maumoon Abdul Gayoom juga mendesak warga Maladewa untuk tetap tenang. "Pemerintah bekerja keras untuk mengatasi krisis air di Male, secepat mungkin. Mari kita tetap tenang sampai ini diselesaikan!" tulis Gayoom lewat akun Twitter-nya.

Para pejabat Maladewa mengatakan perbaikan fasilitas pemurnian air tersebut bisa makan waktu lima hari sampai bisa memulihkan pasokan air. Male yang hanya seluas dua kilometer persegi, dihuni oleh tak kurang dari 100.000 orang.

Dataran rendah Male sangat bergantung pada pengolahan air laut untuk pasokan air minum mereka. Selama krisis ini, restoran dan toko tutup, sementara sebagian warga pergi ke pulau-pulau tetangga yang punya air minum dan air bersih.

Krisis ini belum mencapai resor wisata mewah di Maladewa, yang berada di pulau lain dengan fasilitas pembangkit listrik dan desalinasi sendiri. Lebih dari satu juta wisatawan mengunjungi kawasan pantai pasir putih di Maladewa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com