Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Awal Penculikan Sebelum Wartawan AS Dipenggal ISIS

Kompas.com - 17/09/2014, 14:09 WIB

Perjalanan tersebut bukan kali pertama bagi Abobaker sebagai seorang fixer untuk wartawan. Sebagai fixer, ia mengatur segala macam hal, dari tugas pemanduan, terjemahan, hingga mengatur wawancara. Dia telah berpengalaman 18 bulan bekerja dengan setidaknya 100 wartawan lainnya. Dia mengatakan memasang tarif sebesar 80 dollar AS (Rp 955.000) per hari untuk memandu Sotloff.

Abobaker juga pernah jadi seorang pemberontak yang bertempur selama empat atau lima bulan di Suriah bersama brigade Tauhid, sebuah faksi Islam moderat. Dia bahkan menikah dengan mengenakan seragam tempurnya di Aleppo pada Februari 2013. Rekan-rekannya menembakkan senjata mereka ke udara saat perayaan pernikahannya. Itu terjadi enam bulan sebelum perjumpaan naasnya dengan anggota ISIS itu.

Saat orang-orang ISIS bertopeng dan bersenjata itu berhadapan dengan Abobaker serta rombongannya, ia sempat mengeluarkan pistolnya. Namun, dia melihat dirinya kalah jumlah. "Kami hanya empat orang, dan mereka 15 orang," kata Abobaker. "Kami tidak punya kesempatan untuk membela (diri kami)."

Para pria bersenjata ISIS membawa Sotloff dan rombongan ke sebuah pabrik tekstil di pinggiran Aleppo. Di situlah kali terakhir Abobaker melihat Sotloff. Para tawanan disuruh untuk menutup mata mereka. Seorang penculik kemudian memukuli Sotloff dengan pistol dan mengatakan kepadanya untuk tidak melihat.

"Saya tahu semua jalan. Saya tahu jika mereka berbelok 500 meter, mereka berbelok ke kiri, mereka berbelok ke kanan ...," kata Abobaker.

Para tawanan ditahan seorang diri dalam kamar terpisah, dan Abobaker mendengar seorang penculiknya meminta paspor Sotloff. Awalnya, Abobaker tidak tahu siapa para penculik itu karena mereka beraksen Maroko, Libya, dan Aljazair.

Beberapa hari berlalu, ia bertanya-tanya apakah dirinya berhadapan dengan kaum militan yang berperang di Suriah dan Irak timur laut dalam upaya untuk membentuk sebuah kekhalifahan. "Kadang-kadang saya berpikir mereka akan membunuh kami semua karena saya telah bekerja dengan orang-orang asing," kata Abobaker.

Setelah 15 hari penyekapan, Abobaker, saudaranya, dan kedua sepupunya dibebaskan para penculik. "Mereka bertanya kepada saya, apakah Anda tahu siapa kami, dan saya berkata 'ya, saya rasa kalian adalah ISIS'," kata Abobaker. "Mereka berkata, ya, kami seharusnya membunuh Anda. Anda mata-mata dan bekerja dengan Amerika, CIA, dan FBI, tetapi kami membebaskan Anda sekarang karena Anda bergabung dengan (Tauhid) karena saya punya surat-surat. Namun, jika kami mendengar Anda bekerja dengan wartawan lagi, kami pasti akan membunuh Anda."

Menurut Barfi, keluarga Sotloff yakin bahwa ISIS membayar 50.000 dollar kepada para pemberontak yang memberi tahu kelompok militan itu bahwa wartawan tersebut telah memasuki Suriah.

Setelah dibebaskan, kata Abobaker, ia bertemu Barfi beberapa kali untuk melaporkan rincian tentang penculikan dirinya. Abobaker kemudian sering bepergian antara Turki dan Suriah, dan kadang-kadang ia bertanya kepada para mantan tawanan ISIS lainnya. "Apakah mereka tahu informasi soal seorang wartawan," kata Abobaker.

"Saya kembali (ke Suriah), dan saya mencoba untuk mendapatkan informasi," tambahnya.

Bahkan, Abobaker mendengar sebuah laporan bahwa Sotloff telah dipindahkan dari pabrik tekstil ke pusat industri, juga di luar Aleppo. Dia kemudian mendengar laporan yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya bahwa Sotloff dipindahkan lagi, kali ini ke basis ISIS di Raqqa.

Setahun berlalu, Abobaker akhirnya melihat berita di internet. Sotloff, wartawan yang pernah memberinya sebuah hadiah ulang tahun, dibunuh secara biadab oleh algojo ISIS bertopeng hitam.

Abobaker mengatakan, ia kini telah memindahkan semua keluarganya dari Suriah ke Turki. Dua bulan lalu, ia telah menjadi seorang ayah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com