Para peretas menyedot informasi rahasia terkait pesawat naas itu sehari setelah dinyatakan hilang pada 8 Maret 2014.
"Data yang diambil itu kemudian ditransfer ke sebuah lokasi di China," kata Direktur Eksekutif Cybersecurity Malaysia, Abdul Wahab.
Kepada harian The Star Amirudin Abdul Wahab menambahkan, sebanyak 30 komputer milik anggota tim pencarian internasional terinfeksi virus.
Virus itu, lanjut Wabah, disamarkan sebagai sebuah artikel tentang hilangnya MH370 dan dikirimkan ke sejumlah pejabat tinggi.
"Surat-surat elektronik yang diretas berisi informasi dan data rahasia dari komputer para pejabat itu, termasuk data berbagai rapat dan dokumen rahasia," ujar Wahab.
Wahab melanjutkan, Cybersecurity Malaysia sudah mematikan komputer-komputer yang terinfeksi itu dan memintah penyedia jasa internet China untuk memblokir transmisi data. Namun, permintaan itu dilakukan beberapa hari setelah peretasan diketahui.
"Kini kami bekerja sama dengan Interpol untuk mencari identitas orang-orang yang berada di balik peretasan ini," kata Wahab.
Setelah tragedi hilangnya MH370, Pemerintah Malaysia dituduh menyembunyikan informasi terkait penyelidikan hilangnya pesawat yang membawa 239 penumpang yang menuju Beijing itu.
Kabar peretasan data penyelidikan MH370 ini muncul setelah seorang pegawai bank Malaysia dan suaminya ditahan karena menarik uang sebesar 31.000 dollar AS dari rekening bank milik beberapa penumpang pesawat yang hilang ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.