Langkah ini menyusul serangkaian skandal yang menimpa para biksu itu termasuk minum minuman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang. Bahkan pada Mei lalu, lima orang biksu dihukum karena mencabuli seorang bocak laki-laki.
Departemen Agama Buddha (NOB) Thailand mengatak ide saluran telepon "hotline" itu muncul setelah pemimpin junta militer Jenderal Prayut Chan-O-Cha menyampaikan keprihatinannya terkait citra agama Buddha yang dianut 95 persen dari 67 juta rakyat Thailand.
"Kami sudah menyediakan saluran telepon "hotline" untuk menerima keluhan warga terkait berbagai hal yang membahayakan agama Buddha," kata Napparat Benjawattananant dari NOB.
"Masyrakat bisa menyampaikan keluhan jika mereka melihat biksu Buddha melakukan hal-hal yang menyimpang dari ajaran agama. Misalnya mendapati biksu palsu mengumpulkan donasi," tambah Napparat.
NOB mengatakan di seluruh Thailand terdapat sedikitnya 270.000 orang biksu yang dianggap sebagai salah satu pilar utama agama Buddha.
"Kami tak memiliki cukup staf untuk mengawasi semua biksu jadi kami harus memobilisasi warga," ujar Napparat sambil menambahkan aparat akan bergerak begitu menerima laporan warga.
Pada September tahun lalu, pemerintah menyita aset bernilai 800.000 dolar AS, termasuk sebuah mobil mewah Porsche dan Mercedes-Benz dari seorang biksu yang melakukan perjalanan kontroversial menggunakan pesawat jet pribadi.
Biksu yang sama pernah dituduh menghamili seorang perempuan di bawah umur hingga akhirnya perempuan itu melahirkan.