Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infrastruktur Energi, Salah Satu Tantangan ke Depan ASEAN

Kompas.com - 12/05/2014, 16:56 WIB
KOMPAS.com - Infrastruktur bidang energi menjadi salah satu tantangan ke depan ASEAN saat Komunitas Ekonomi terwujud pada 2015. Isu mengenai energi tak terbarukan seperti halnya gas alam ini mengemuka dalam catatan pascaperhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-24 ASEAN di Naypyidaw, Myanmar. Sejauh ini, Tiongkok, misalnya, menempatkan 83 kapalnya pada pengeboran di dekat Kepulauan Paracel, Laut China Selatan. Sementara, beberapa negara anggota ASEAN masih mengklaim bahwa kepulauan tersebut menjadi bagian dari wilayah masing-masing.

Infrastruktur energi gas juga menjadi penting menilik catatan Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) Bank Indonesia tertanggal 3 April 2014. Impor bahan bakar minyak (BBM) terus meningkat. Pada 2012, impor BBM tercatat 38,3 miliar dollar. Kemudian, pada 2013, angka ini naik menjadi 40,4 miliar dollar AS. Berangkat dari LPI itu, gas alam menjadi salah satu alternatif pilihan mengurangi angka impor tersebut.

Sementara itu, infrastruktur gas yang menjadi bagian penting dari kerja Rekayasa Industri (Rekind) menjadi tonggak sejarah dengan tuntasnya pembangunan Struktur Pendukung Penambat (MSS) berbobot 1.027 ton pada 9 Mei 2014. Catatan menunjukkan, MSS akan menjadi penambat bagi kapal jenis penyimpanan terapung untuk mengubah gas alam cair menjadi gas kembali (FSRU). Menurut warta Harian Kompas pada Senin (12/5/2014), salah satu pihak yang mengoperasikan FSRU adalah PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Kala itu, PGN menempatkan kapal PGN FSRU Lampung pada 21 kilometer dari pesisir Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.

Pihak Rekind menambahkan kalau ada tiga tahap pencapaian penempatan MSS pada proses Sail Away atau pengiriman. Sementara, MSS yang kerja sama pembangunannya diteken bersama Exxon Mobile ini juga mencatatkan pembangunan lebih cepat dari jadwal yakni 267 hari berikut jam kerja 286.806 jam. Lokasinya berada di proyek EPC 3 Mooring Tower, Banyu Urip di Cepu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.  

Berturut-turut, ketiga tahap itu adalah proses penyelesaian pembangunan di area fabrikasi. Proses berikutnya adalah pemindahan MSS dari area fabrikasi ke kapal pengangkut. Proses paling akhir adalah penguatan atau pengencangan MSS saat pengiriman.

Rekind Struktur Pendukung Penambat (MSS) berbobot 1.027 ton karya PT Rekayasa Industri (Rekind). Peralatan ini merupakan yang pertama dibangun di Indonesia. Catatan menunjukkan, infrastruktur jenis ini akan menjadi pendukung kapal jenis penyimpanan terapung untuk mengubah gas alam cair menjadi gas kembali (FSRU). PT Perusahaan Gas Negara, misalnya, menjadi salah satu yang mengoperasikan kapal FSRU.
Sementara itu, masih di lokasi sama, Rekind menuntaskan pengerjaan pemasangan pipa laut sepanjang 23 kilometer bergaris tengah 20 inci. Proyek lainnya adalah proses bertajuk  Engineering, Procurement dan Construction Mooring Tower dengan berat 4000 ton. Saat ini proses Engineering dan Procurement tersebut telah mencapai lebih dari 90 persen rampung. Tantangan berikutnya dalam Proyek EPC 3 Mooring Tower ini adalah Jacket & Pile, Mooring Tower Topside, dan Yoke Sail Away.

Pada proyek sama di Banyu Urip itu, Rekind berhasil menempatkan diri sebagai perusahaan nasional pertama dalam mengelola, mendesain, melakukan pengadaan material dan pelayanan, memfabrikasi, serta menginstalasi Mooring Tower satu juta jam kerja pada 31 Januari 2014. Rekind pun meraih penghargaan atas pencapaian satu juta jam kerja tanpa Lost Time Injury (LTI).

“Dengan pelaksanaan proyek paket EPC 3, Rekind terus berkomitmen menyelesaikan proyek, menjadi bagian solusi energi nasional, serta meningkatkan kompetensi dalam tataran rekayasa teknik global,” demikian Direktur Utama Rekind Firdaus Syahril sembari mengingatkan kalau Rekind adalah aset bangsa dalam dunia rekayasa teknik (EPC) global.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com