Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militan Suriah "Salibkan" Mayat untuk Teror Warga

Kompas.com - 03/05/2014, 13:18 WIB

"Semua pemilik toko harus menutup toko mereka segera setelah suara azan dan pergi ke masjid," kata sebuah dekrit yang dilaporkan telah di-posting minggu ini. "Setiap pelanggaran setelah penerbitan pengumuman ini akan menghadapi konsekuensi."

Menurut seperangkat aturan yang dikeluarkan untuk minoritas Kristen Raqqa, anggota kelompok itu harus membayar pajak khusus untuk para militan dan tidak boleh mengenakan kalung salib, memperbaiki gereja, atau berdoa di hadapan umat Islam, kata laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia pada Februari.

Walau penyaliban punya resonansi khusus dengan Alkitab, pertunjukkan mengerikan dan brutal di Raqqa itu tidak punya hubungan langsung dengan simbolisme Kristen, kata Barzegar. Para korban ISIS yang mayatnya digantung di salib itu semuanya Muslim.

Setelah hampir setahun berada di bawah penindasan ISIS, Abu Ibrahim dan sekitar 20 aktivis lainnya membentuk kampanye pada April yang mereka sebut "Raqqa Sedang Dibantai Secara Diam-diam" guna mendorong kelompok yang main hakim sendiri pergi dari kampung halaman mereka. "Setelah kami mencapai keyakinan yang solid, tanpa bayangan keraguan, bahwa (Raqqa) menjadi panggung tontonan mengerikan yang merusak inti sesungguhnya dari revolusi Suriah, kami memutuskan sudah waktunya kami berdiri melawan kekuatan-kekuatan jahat," demikian antara lain isi dokumen pendirian kampanye tersebut.

ISIS segera bereaksi atas kampanye itu. Kelompok itu menghukum para aktivis dengan hukuman mati karena "tidak percaya pada Islam dan advokasi mereka terhadap sekularisme." ISIS bahkan menawarkan hadiah uang tunai dalam jumlah besar bagi informasi tentang keberadaan anggota kelompok kampanye itu, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

"Ini merupakan kewajiban kami untuk menghadapi mereka (ISIS) dan jika kami tetap takut terhadap mereka maka mereka akan menjajah kami selamanya. Memang benar ini berbahaya dan kami telah menerima lebih dari satu kali ancaman kematian, tetapi kami mengandalkan popularitas halaman Facebook kami sebagai perlindungan," kata Abu Ibrahim kepada CNN melalui koneksi Skype.

Di halaman Facebook mereka yang memiliki hampir 12.000 pengikut, para aktivis mem-posting perkembangan terkait dugaan kejahatan yang dilakukan ISIS terhadap rakyat Raqqa dan menerbitkan seruan untuk bertindak, seperti mengusulkan pemogokan para pemilik toko pada hari Sabtu untuk memprotes kenaikan pajak oleh ISIS.

"Hidup di sini sangat sulit. Orang-orang lelah dan mereka membenci segalanya. Jika Anda tidak menutup toko Anda selama waktu shalat Anda mendapatkan cambukan, jika Anda merokok Anda mendapatkan cambukan, jika Anda mengatakan satu hal yang salah Anda dapat dieksekusi. Semudah itu bagi ISIS," kata Abu Ibrahim.

PBB, oposisi Suriah, dan kelompok hak asasi manusia telah menguatkan adanya adegan horor di Raqqa. Awal tahun ini, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Navi Pillay, mengatakan, laporan tentang eksekusi massal di Raqqa mungkin menjadi kejahatan perang, dan dalam laporan terpisah yang diterbitkan bulan lalu, kantor Pillay mendokumentasikan penyiksaan dan berbagai perlakuan buruk, termasuk pemukulan berulang-ulang tahanan di sejumlah sekolah dan rumah sakit yang dikendalikan ISIS.

"Begitu banyak keluarga yang kehilangan orang-orang terkasih mereka dan mereka tidak tahu di mana mereka atau apa yang terjadi pada mereka. Bagian terburuk adalah orang terlalu takut untuk bertanya tentang suami atau anak-anak mereka," kata Abu Ibrahim.

Hampir setiap setelah shalat Jumat, sejumlah tahanan muncul di publik di mana puluhan penonton berdiri saat dakwaan dibicarakan secara tergesa-gesa dan hukuman terhadap terdakwa dilakukan, mulai dari cambukan hingga eksekusi. Sejumlah foto mengerikan sering beredar di situs media sosial, kadang-kadang di-posting oleh akun yang mengaku punya kaitan dengan kelompok ekstremis.

"Laksana air terjun dari darah. Ada lebih banyak eksekusi dan sekarang anak-anak menonton sepertinya mereka sudah terbiasa dengan itu. Itu merupakan adegan yang aneh dan menarik dan mereka tidak takut untuk melihat," kata Abu Ibrahim.

Serangan militer ISIS melawan bahkan para mantan sekutunya. Komando pusat Al Qaeda pada awal tahun ini telah menyangkal bahwa ISIS merupakan afiliasinya. Namun pemimpin kelompok itu, Abu Bakr al Baghdadi, berjanji untuk tetap tinggal di Suriah dan melawan semua pihak yang menentangnya, bahkan sesama pelaku jihad.

Para pendiri kampanye damai "Raqqa Sedang Dibantai Secara Diam-diam" mengatakan mereka akan berhasil walau orang lain telah gagal. "Kata-kata sering lebih kuat ketimbang peluru, dan kehendak rakyat merupakan yang paling kuat dari semuanya," kata Abu Ibrahim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com