Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Berdarah, Sanksi di Depan Mata...

Kompas.com - 20/02/2014, 04:04 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber AP

Menurut Rhodes, pemerintah Ukraina masih punya waktu untuk menghindari sanksi maupun hukuman lain dari kalangan internasional bila dia bersedia menarik mundur pasukan polisi anti-huru-hara Ukraina, menghormati hak rakyat melakukan unjuk rasa damai, membebaskan pengunjuk rasa yang sudah ditangkap, dan menggelar dialog serius dengan oposisi untuk penyatuan kembali negara tersebut.

Jerman dan Perancis

Pada konferensi pers bersama di Paris, Presiden Perancis Francois Hollande menyatakan mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan mematikan di Ukraina akan mendapat sanksi. Sementara itu, Kanselir Jerman Angela Merkel menekankan perlunya dialog. Menurut Merkel, hanya dialog politik yang sungguh-sungguh yang akan membawa kemajuan politik.

Hollande mengatakan para menteri luar negeri Uni Eropa harus memastikan sanksi yang akan dijatuhkan untuk Ukraina memiliki target, spesifik, dan bertahap berdampak terhadap proses untuk mengakhiri kekerasan di Ukraina. "Sanksi harus ditujukan pada orang-orang yang memulai tindakan kekerasan ini," tegas Hollande.

Menteri Luar Negeri Perancis, Laurent Fabius, mengatakan dia bersama koleganya dari Jerman dan Polandia akan melakukan perjalanan ke Kiev untuk bertemu dengan para pejabat pemerintah dan oposisi Ukraina sebelum pertemuan Uni Eropa, Kamis (20/2/2014). Menteri Luar Negeri Polandia, Radoslaw Sikorski, menulis di akun Twitter-nya bahwa dia sudah dalam berjalanan menuju Ukraina, Rabu.

Swedia

Menteri Luar Negeri Swedia Carl Bildt, Rabu, mengatakan lewat akun Twitter, "Kita harus clear... Penanggung jawab utama kematian dan kekerasan ini (adalah) Presiden Yanukovych. Tangannya penuh darah."

Vatikan

Paus Fransiskus menyerukan perdamaian di Ukraina dalam penutupana audiensi umum, Rabu, di depan puluhan ribu orang di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.

"Dengan jiwa yang merasa terganggu, saya mengikuti apa yang terjadi di Kiev. Saya menjamin kedekatan saya dengan orang-orang di Kiev, dan berdoa untuk para korban kekerasan, untuk keluarga mereka, dan bagi mereka yang terluka. Saya mengajak semua pihak untuk menghentikan aksi kekerasan, serta mencari harmoni dan perdamaian negeri."

Italia

Menteri Luar Negeri Italia Emma Bonino bergabung dengan rekan-rekannya di Eropa daripada berpihak pada pemerintah Ukraina. Dia mendesak pemerintah Ukraina mengakhiri kekerasan tanpa pandang bulu dan tak proporsional terhadap para pengunjuk rasa. "Harus dilakukan secara damai, dalam batas legalitas," ujar dia. "Bila kekerasan terus berlanjut, tak ada pilihan bagi kami selain mengambil tindakan pembatasan luar biasa (untuk Ukraina)."

Rumania

Presiden Rumania Traian Basescu memperingatkan protes di Ukraina bisa menyebar ketidakstabilan di seluruh kawasan, terutama ke negara tetangga Ukraina, Moldova.

"Saya ingin Anda mengerti bahwa destabilisasi di Ukraina tak hanya masalah serius bagi Rumania tapi juga seluruh Eropa akan terpengaruh," kata Basescu. Dia pun mengatakan telah menyampaikan kekhawatirannya ini pada Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden, dan ke Presiden Komisi Uni Eropa, Manuel Barroso. Basescu menyatakan pula Rumania bersedia menampung pengungsi dari Ukraina.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com