Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Libya Masih Penuh Ketidakpastian

Kompas.com - 16/02/2014, 11:33 WIB

Di tengah ketidakpastian di negara di tepi Laut Mediterania yang berpenduduk sekitar 7 juta jiwa itu, pengaruh milisi bersenjata yang tersebar di seantero negeri semakin merajalela. Permasalahan kian rumit setelah sisa-sisa loyalis Khadafy berhasil mengonsolidasikan diri dan membangun kekuatan bersenjata di wilayah Libya selatan, yang berdekatan dengan perbatasan Chad dan Niger.

Pemilu parlemen (Kongres Nasional Umum/GNC) yang digelar pada Juli 2012 ternyata hanya menghasilkan parlemen dan pemerintah pusat yang lemah. Alih-alih mampu mengontrol seluruh wilayah Libya yang memiliki luas hampir 2 juta kilometer persegi, itu pemerintahan Perdana Menteri (PM) Ali Zeidan pun tak mampu mengontrol ibu kota Tripoli.

Bahkan GNC dan PM Zeidan sering tidak sejalan. Beberapa kali GNC mencoba mengajukan mosi tak percaya untuk menjatuhkan pemerintah Ali Zeidan, tetapi selalu kegagalan.

Maka, hanya di atas kertas saja ada pemerintahan Libya yang dipimpin PM Zeidan. Penguasa sesungguhnya di Libya adalah milisi-milisi bersenjata yang mengontrol kota-kota di negara itu.

Antara milisi bersenjata di satu dan lain kota berbeda-beda, sehingga setiap kota ada milisi penguasa sendiri dengan pengikut loyalnya masing-masing.

Menolak serahkan senjata

Mantan PM Libya dari kubu oposisi pada masa revolusi yang kini menjadi Ketua Aliansi Kekuatan Nasional di parlemen, Mahmud Jibril, dalam wawancara dengan harian Al Hayat pada 9 Februari lalu, mengungkapkan, setelah tewasnya Khadafy pada Oktober 2011, ia telah meminta semua anggota milisi menyerahkan senjatanya ke negara.

Para milisi itu kemudian diberi kebebasan untuk memilih kembali ke profesinya yang lama atau bergabung dengan militer atau polisi Libya yang akan dibentuk.

Namun, lanjut Jibril, milisi-milisi itu menolak menyerahkan senjata mereka, kecuali sebagian kecil saja.

Menurut Jibril, persoalan terbesar Libya saat ini adalah adanya senjata dalam jumlah besar di tangan milisi-milisi yang sering memaksakan kehendaknya dengan menggunakan kekuatan senjata itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com