Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencari Suaka Klaim Diperlakukan Kasar oleh AL Australia

Kompas.com - 08/01/2014, 18:28 WIB

Kisah serupa dikemukakan Marke, pencari suaka asal Somalia. Dia berada di kapal yang dihalau kembali ke perairan Indonesia pada 10 Desember 2013. Marke mengklaim, para pencari suaka diperlakukan kasar oleh personel HMAS Parramatta dan HMAS Maitland.

"Mereka tidak cuma memukul saya, tapi juga memukul orang-orang yang mengeluh. Orang yang mengatakan 'Kami tidak mau dibawa kembali ke Indonesia'," katanya.

Marke mengatakan, apa yang dialami adalah bentuk tindakan penjebakan dan penipuan mengenai tujuan mereka. "Mereka menjebak kami, mereka mengatakan kami akan dibawa ke Australia, ke Pulau Christmas, mereka membohongi kami,” katanya.

Beberapa hari kemudian Marke dan rekan-rekannya pencari suaka dikembalikan ke kapal mereka. "Ketika kami sudah sampai, di dekat salah satu pulau di Indonesia, AL Australia memperbaiki mesin kapal kami. Mereka lalu menyalakan mesin kapal itu dan berkata, 'Pergi sana... Anda bisa mendarat di sana sekitar 15 kilometer', dan mereka seperti melarikan diri dan menghilang  begitu saja,” katanya.

Baik PM Tony Abbott maupun Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison tidak bersedia memberikan pernyataan mengenai insiden ini. Dalam pernyataan sebelumnya, Morisson mengatakan, pemerintah tidak bersedia berkomentar hal yang terkait operasional.

"Untuk alasan keamanan operasi, pemerintah tidak bersedia mengungkapkan, membenarkan, atau memberikan pernyataan mengenai laporan mengenai kegiatan di perairan karena terkait Operasi Kedaulatan Perbatasan,” kata pernyataan itu.

"Personel AL Australia yang melindungi perbatasan telah menjalankan tugasnya secara profesional dan bertanggung jawab dan sesuai dengan protokol.”

Sebelumnya, Partai Buruh menuding pemerintah menjalankan gaya pembungkaman media ala Stalin dan Korea Utara setelah menolak untuk mengomentari laporan kalau Australia hendak membeli 16 sekoci untuk mengangkut pencari suaka kembali ke Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com