Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KBRI Manila: Tak Ada WNI Jadi Korban Topan Haiyan

Kompas.com - 11/11/2013, 16:29 WIB

MANILA, KOMPAS.com — Seorang pejabat Kedutaan Besar Republik Indonesia di Filipina, Senin (11/11/2013), memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban topan Haiyan yang telah meluluhlantakkan sebagian Filipina dan diperkirakan menewaskan ribuan korban.

Konselor Bidang Sosial Budaya KBRI Manila, Toto Waspodo, mengatakan kepada BBC Indonesia, seluruh WNI di Filipina sejauh ini dilaporkan selamat. 

"Tidak ada korban jiwa dari WNI karena kebanyakan tinggal di Manila," kata Toto sambil menambahkan data KBRI menyebut sekitar 1.400 WNI kini tinggal di Manila sementara 9.000 lainnya di Filipina Selatan.

Sedangkan di kota Cebu, Filipina tengah, yang termasuk dalam jalur Haiyan, terdapat sekitar 30 orang WNI. "Sebelum topan terjadi, WNI di Cebu yang kebanyakan mahasiswa mengungsi ke hotel karena tidak ada listrik dan air. Mereka kini sudah kembali ke rumah masing-masing," tambah Toto.

WNI di Cebu kini membutuhkan air bersih, obat-obatan, dan juga generator karena listrik masih belum menyala pascabencana.

Namun, KBRI masih menunggu kabar dari kota Tacloban, ibu kota provinsi Leyte, yang menjadi lokasi dengan kerusakan terparah tentang kemungkinan keberadaan WNI di sana. Namun, belum ada kabar pasti karena jalur komunikasi yang belum pulih.

Sekitar 10.000 orang diperkirakan meninggal dunia akibat topan Haiyan di Tacloban saja.

Tidak mendekati Indonesia

Topan Haiyan sendiri tak berbahaya untuk warga yang tinggal di Indonesia karena tidak akan mendekati wilayah khatulistiwa, kata juru bicara BMKG.

Juru bicara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kukuh Ribudiyanto, mengatakan kepada BBC Indonesia bahwa kekuatan Haiyan sudah jauh melemah.

"Haiyan sudah masuk ke Hanoi dan perkiraan kita itu sudah melemah, nanti malam bahkan tidak ada lagi," kata Kukuh.

"Kami tegaskan, topan itu tidak akan masuk ke wilayah ekuator di mana pun termasuk Indonesia. Haiyan kemarin sudah turun dari kategori 5 ke kategori 2 dan nanti malam diprediksi sudah hilang jadi tidak akan ada pengaruhnya," ujar Kukuh.

BMKG mengatakan, teknologi memungkinkan sebuah badai atau topan terprediksi pembentukannya, kekuatannya, serta arah jalurnya tiga hari sebelum kejadian.

"Berdasarkan pemantauan kami, saat ini tidak ada badai yang akan masuk ke kawasan Asia dalam tiga hari. Cuma kami melihat ada dua bibit di utara Papua dan barat Sumatera tetapi belum ada tanda untuk menguat," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com