Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Suriah Merugikan? Tidak, Kata Pedagang Senjata

Kompas.com - 25/09/2013, 17:09 WIB

Sambil menghitung uang, Assi mengatakan, awalnya dia ingin membeli senjata baru. Namun, pembelian senjata baru batal karena modelnya kurang bagus dan harganya terlalu mahal.

Assi akhirnya memutuskan membeli amunisi. Dia menyerahkan uang sebesar 15.000 pound Suriah atau hampir Rp 1,5 juta untuk membeli 150 butir peluru.

"Amunisi sangat langka sehingga menjadi barang paling mahal saat ini," kata Assi.

Sebagai penjual, Abu Mohammad menyadari kondisi keuangan pelanggannya sehingga terkadang dia bersedia menegosiasikan harga.

"Saat pasukan pemberontak mengepung sebuah basis militer, mereka datang ke toko saya dan menukar senjata dengan amunisi," ujar Mohammad.

Sejumlah pelanggan datang ke toko itu untuk mencari produk-produk spesial, termasuk seorang pelanggan yang mencari teropong untuk membantu mencari lokasi para penembak jitu.

Tak hanya menjual, toko Abu Mohammad juga membeli senjata dari masyarakat.

"Sebelum perang pecah, banyak orang mengoleksi senjata atau menyimpannya hingga mereka selesai menjalani wajib militer. Mereka tidak menggunakan senjatanya, jadi mereka membawanya kemari untuk mendapatkan uang," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com