"Bangga sekali, kami, @joelvanhoudt dan Luke Mogelson menjadi jurnalis yang pertama di atas sebuah perahu pencari suaka ke
Australia," kicau Ferris Rotman di jejaring sosial Twitter.
Awalnya, kapal perang Angkatan Laut (AL) Australia HMAS Armidale berpatroli semalaman sejak kemarin di kawasan Pulau Christmas. Hasilnya, awak kapal perang itu berhasil menangkap sebuah kapal pencari suaka. Seusai penyelidikan terhadap 57 penumpang, ketahuanlah kalau sepasang jurnalis itu, Joel van Houdt dan Amie Ferris Rotman, ada di situ. "Diduga, mereka mendapat penugasan dari majalah The New York Times," kata pernyataan Imigrasi Australia.
Joel van Houdt yang berkewarganegaraan negeri kincir angin, Belanda, itu memang berpacaran dengan Ferris Rotman asal Negeri Abang Sam (AS). Satu jurnalis yang juga ikut dicokok aparat Australia adalah reporter Luke Mogelson. Baik Joel van Houdt yang berpredikat pewarta foto, maupun Luke Mogelson, sejatinya berbasis di Afganistan.
Pihak Imigrasi Australia awalnya menduga kalau para jurnalis ini masuk secara ilegal ke Negeri Kanguru. Ternyata, usut punya usut, mereka punya surat-surat lengkap. "Mereka juga memegang visa Australia," kata pihak imigrasi yang kemudian menyatakan bahwa mereka sah masuk Australia.
Kedua pasangan asmara itu bercerita kalau sudah membayar sejumlah uang kepada penyelundup manusia asal Indonesia, meski keduanya belum membeberkan hal ihwal soal perjalanan "nyeleneh" mereka. "Tapi, 72 jam di laut memang sebuah pengalaman, meski kulit kami terbakar," kata Amie Ferris Rotman.
Pengalaman ikut dengan perahu pencari suaka sebetulnya bukan kali pertama bagi Joel van Houdt. Pada 2008, ia melakukan hal sama dengan para pencari suaka ke Spanyol.