Salin Artikel

Siapakah Orang-orang Roma atau Gipsi, dari Mana Mereka Berasal?

Kebanyakan orang Roma berbicara dalam bahasa Romani, bahasa yang berkerabat dekat dengan bahasa Indo-Eropa modern di India utara, serta bahasa utama di negara tempat mereka tinggal.

Mereka sering kali hidup dalam komunitas yang erat, dengan tradisi dan norma sosial yang khas. Selama berabad-abad, mereka telah menghadapi diskriminasi dan marginalisasi sosial di banyak negara, yang memengaruhi akses mereka terhadap pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan layanan kesehatan.

Banyak orang Roma menyebut dirinya dengan satu nama umum, Rom (berarti “laki-laki” atau “suami”), dan menyebut semua orang non-Roma dengan istilah Gadje (juga dieja Gadze atau Gaje); sebuah istilah dengan konotasi merendahkan yang berarti “orang udik”, atau “barbar”.

Kelompok itu dikenal dengan berbagai nama di seluruh Eropa, termasuk zigeuner dan sinti (Jerman), gitans (Prancis), cigany (Hongaria), gitanos atau calo (Spanyol), dan ciganos (Portugal) — Timur Tengah, dan Afrika Utara. 

Beberapa pihak menggambarkan tiga konfederasi utama orang Roma. Pertama kalderash, pandai besi yang datang dari Balkan dan kemudian dari Eropa tengah dan jumlahnya paling banyak. Kedua gitanos (gitan Prancis), kebanyakan di Semenanjung Iberia, Afrika Utara, dan Prancis selatan. Mereka kuat dalam seni hiburan. Ketiga manush (manouches Prancis), juga dikenal sebagai sinti, sebagian besar berada di Alsace dan wilayah lain di Prancis dan Jerman. Mereka sering kali menjadi pemain sandiwara dan pemain sirkus.

Umumnya orang Roma menganggap sebutan gipsi untuk mereka bersifat merendahkan. Istilah gipsi sendiri sebetulnya dari kata "Egyptian", yang secara keliru digunakan orang Eropa karena mereka mengira bahwa orang Roma berasal dari Mesir, padahal mereka dari India.

Total populasi orang Roma di dunia sekitar dua juta hingga lima juta. Jumlah pastinya tidak diketahui karena sifat mereka yang suka berpindah-pindah. 

Secara tradisional, orang Roma melakukan pekerjaan yang memungkinkan mereka mempertahankan pola hidup mengembara di lingkungan masyarakat yang menetap. Kaum pria biasanya pedagang ternak, pelatih hewan dan menggelar pameran, tukang perbaik (logam dan reparasi perkakas), dan musisi. Kaum perempuan biasanya jadi peramal, penjual ramuan, pengemis, dan bekerja sebagai penghibur. Sebelum munculnya kedokteran hewan, banyak peternak yang meminta nasihat dari pedagang ternak Roma mengenai kesehatan ternak dan peternakan.

Pola dasar keluarga Roma tradisonal terdiri dari pasangan suami istri, anak-anak mereka yang belum menikah, dan setidaknya satu anak laki-laki yang sudah menikah, istrinya, dan anak-anak mereka. Setelah menikah, pasangan muda biasanya tinggal bersama orang tua suami, perempuan yang baru saja menikah mesti mempelajari cara hidup kelompok suaminya.

Ciri utama pernikahan orang-orang Roma adalah pembayaran mahar kepada orang tua mempelai perempuan oleh orang tua mempelai pria.

Sejarah Migrasi

Sejarah migrasi orang-orang Roma merupakan sebuah perjalanan panjang yang berawal dari India. Mereka diyakini berasal dari wilayah India bagian utara saat ini, khususnya dari wilayah Rajasthan, Punjab, dan Haryana. Bukti linguistik, genetik, dan sejarah menunjukkan bahwa mereka mulai bermigrasi dari India sekitar abad ke-6 hingga abad ke-9.

Secara umum disepakati bahwa kelompok komunitas orang Roma itu meninggalkan India dalam beberapa kelompok. Mereka berada di Persia pada abad ke-11, di Eropa Tenggara pada awal abad ke-14, dan di Eropa Barat pada abad ke-15. Pada paruh kedua abad ke-20, mereka telah menyebar ke setiap benua yang dihuni.

Faktor-faktor yang mendorong migrasi awal mereka belum sepenuhnya dipahami, tetapi diperkirakan termasuk karena invasi, perubahan politik, dan pencarian peluang ekonomi.

Dari India mereka bergerak ke barat melalui Persia (sekarang Iran) dan kemudian menyebar ke Timur Tengah dan Afrika Utara. Selama periode ini, mereka mulai terpecah menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil, mengadaptasi diri dengan budaya dan bahasa lokal.

Orang-orang Roma pertama kali tiba di Eropa sekitar abad ke-10 atau ke-11, awalnya menetap di wilayah Bizantium dan Balkan. Dari sana, mereka menyebar ke seluruh benua selama beberapa abad berikutnya.

Pada abad ke-14 dan ke-15, mereka telah mencapai Eropa Barat, termasuk Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, dan Inggris. Mereka sering kali diterima dengan campuran rasa ingin tahu dan kecurigaan oleh masyarakat setempat.

Sejarah migrasi orang-orang Roma tidak berhenti pada kedatangan mereka di Eropa. Mereka terus bergerak dan beradaptasi dengan kondisi baru, menghadapi berbagai tantangan, termasuk periode diskriminasi yang intens dan upaya asimilasi paksa.

Kondisi Saat Ini

Kehidupan etnis Roma modern merefleksikan “kemajuan” di dunia Gadje. Perjalanan mereka dalam berpindah-pindah tempat kini dilakukan dengan mobil karavan, truk, dan trailer. perdagangan ternak telah digantikan dengan penjualan mobil dan trailer bekas. Meski produksi massal panci dan wajan baja tahan karat telah membuat pekerjaan sebagai tukang perbaik perkakas menjadi ketinggalan zaman, beberapa orang Roma perkotaan telah mendapatkan pekerjaan sebagai mekanik mobil dan tukang reparasi mobil.

Beberapa orang Roma masih hidup berpindah-pindah, namun banyak pula yang mengadopsi gaya hidup menetap, melakukan perdagangan atau bekerja sebagai buruh upahan tidak terampil. Sirkus keliling dan taman hiburan juga menyediakan lapangan kerja bagi orang Roma modern sebagai pelatih dan pawang hewan, operator konsesi, dan peramal.

Orang Roma tetap menjadi kelompok etnis minoritas terbesar di Eropa. Mereka terus berjuang untuk hak-hak sosial, ekonomi, dan politik dalam menghadapi diskriminasi berkelanjutan.

Banyak komunitas Roma hidup dalam kondisi kemiskinan yang mendalam, dengan akses terbatas ke sumber daya ekonomi. Tingkat pengangguran sering kali tinggi, terutama di Eropa Timur.

Diskriminasi di tempat kerja membuat sulit bagi banyak orang Roma untuk menemukan pekerjaan yang stabil dan layak. Profesi informal dan pekerjaan sementara sering menjadi sumber penghasilan utama.

Stigma sosial dan diskriminasi terhadap orang Roma masih meluas, mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan mereka, dari pendidikan hingga perumahan dan layanan kesehatan.

Akses ke pendidikan berkualitas sering kali terbatas bagi anak-anak Roma, dengan tingkat putus sekolah yang tinggi dan segregasi dalam sistem pendidikan di beberapa negara.

Banyak komunitas Roma hidup di pemukiman marginal dengan kondisi hidup yang buruk, seperti kurangnya akses ke air bersih, listrik, dan sanitasi.

Meskipun ada peningkatan kesadaran dan upaya untuk memasukkan isu-isu Roma dalam agenda politik, partisipasi politik aktif dan representasi orang Roma dalam politik masih terbatas.

Beberapa negara Eropa telah mengadopsi strategi nasional atau kebijakan untuk meningkatkan integrasi sosial dan ekonomi orang Roma. Namun, implementasi dan dampak kebijakan ini sering kali tidak konsisten.

Uni Eropa telah mengambil langkah untuk meningkatkan kondisi orang Roma, termasuk alokasi dana khusus dan pengembangan kerangka kerja strategis untuk integrasi orang Roma.

https://internasional.kompas.com/read/2024/03/08/094018070/siapakah-orang-orang-roma-atau-gipsi-dari-mana-mereka-berasal

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke