Salin Artikel

Lukisan Buddha dengan Tubuh "Ultraman" Menuai Kecaman Umat Buddha di Thailand

Para penganut Buddha garis keras di Thailand pun menyerukan, pada Kamis (12/9/2019), agar lukisan-lukisan tersebut dihancurkan dan memicu perdebatan tentang penggunaan citra keramat dalam seni.

Di Thailand dengan mayoritas penduduknya menganut agama Buddha, berlaku undang-undang yang mengatur tentang penghinaan agama, yang dapat diancam hukuman maksimal tujuh tahun penjara.

Lukisan "Ultraman Buddha" yang kontroversial itu menjadi viral di media sosial di Thailand sejak minggu lalu, setelah ditampilkan dalam sebuah pameran selama tiga jam di luar Bangkok.

Seniman yang menghasilkan karya lukisan itu diketahui merupakan mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Thailand.

Mahasiswa itu telah dirahasiakan identitasnya oleh pihak universitas karena alasan keamanan.

Dilansir AFP, mahasiswa yang melukis lukisan itu telah menyampaikan permintaan maaf kepada para biksu atas empat karyanya yang menampilkan sosok Buddha dengan tubuh karakter Ultraman.

Meski pelukis telah mengajukan permintaan maaf, namun sekelompok umat Buddha telah mengajukan laporan ke polisis terhadapnya dan empat pendukungnya, dengan tudingan telah "melukai perasaan Buddha".

"Kini semuanya kami serahkan ke pengadilan, meski kami mengharapkan agar (lukisan) itu dihancurkan," ujar Jaroon Wannakasin, selaku perwakilan dari kelompok tersebut.

Dalam permohonan maafnya, mahasiswa itu mengatakan bahwa dirinya tidak bermaksud menghina atau melecehkan ajaran agama Buddha dalam karya lukisannya.

Sebaliknya, dia mengatakan bermaksud menggambarkan sosok Buddha sebagai pahlawan yang melindungi dunia, seperti layaknya Ultraman.

Di saat kasus skandal ini menjadi pemberitaan utama di media dan acara bincang-bincang di Thailand, seorang kolektor justru membeli salah satu lukisan kontroversial itu.

Kolektor itu membeli lukisan yang memperlihatkan enam Buddha sebagai pahlawan Ultraman yang menembakkan laser dari telapak tangannya.

Pakorn Porncheewangkul, kolektor tersebut, membeli lukisan tersebut seharga 4.500 baht atau sekitar Rp 2 juta.

Namun belakangan dikabarkan bahwa karya lukisan kontroversial itu telah melonjak harganya dalam sebuah lelang di Facebook, dengan Pakorn akhirnya menjualnya kembali dengan harga 600.000 baht atau sekitar Rp 274 juta.

"Gambar ini membawa kontroversi. Saya pikir saya harus menjualnya kembali dan menyumbangkan uangnya untuk kepentingan masyarakat," katanya kepada AFP, menjelaskan bahwa 90 persen dari hasil penjualan akan disumbangkan untuk ke rumah sakit setempat.

Sementara sisa uang hasil penjualan lukisan akan diberikan kepada mahasiswa yang melukis karya tersebut sebagai bentuk dukungan.

"Jika tidak seperti ini, tidak akan ada yang berani menciptakan karya seni baru," ujar Pakorn.

Nasionalisme Buddha di Thailand tidak sekuat politik di negara tetangga Myanmar itu. Namun dalam kasus pada 2017, seorang biksu Thailand ditahan karena menyarankan membakar masjid.

Ini bukan pertama kalinya citra dan karya seni memicu kontroversi di Thailand.

Tahun lalu, gubernur kota terbesar kedua di Thailand, Chiang Mai, menggugat majalah lokal karena mengunggah gambar yang dianggap "menghujat" karena menggambarkan raja-raja kuno mengenakan masker polusi.

Gambar tersebut dimaksudkan untuk mendesak pihak berwenang segera mengatasi krisis yang telah mengubah kota menjadi salah satu yang paling tercemar di dunia.

https://internasional.kompas.com/read/2019/09/12/23083591/lukisan-buddha-dengan-tubuh-ultraman-menuai-kecaman-umat-buddha-di

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke