Salin Artikel

Akhirnya, Warga Korut Bisa Gunakan Aplikasi Kencan ala Tinder untuk Cari Jodoh


KOREA UTARA, KOMPAS.com - Warga Korea Utara (Korut) kini bisa memanfaatkan aplikasi kencan online untuk menemukan cinta sejati. Sebuah aplikasi kencan online ala Tinder akhirnya diluncurkan di negara itu.

Sebelumnya, aplikasi kencan seperti ini dilarang hadir di sana.

Berdasarkan laporan Express, Jum'at (23/8/2019), di kota-kota besar Korea Utara, layanan perjodohan online yang mengatur kencan pria dan wanita ini disukai banyak kawula muda.

“Model bisnis ini melibatkan para spesialis pengatur kencan yang mengelola basis data pria dan wanita," ucap salah seorang sumber di Korut.

"Para spesialis ini memberikan pasangan yang cocok berdasarkan kriteria yang diinginkan masing-masing klien," tambahnya.

Untuk memanfaatkan layanan tersebut, warga negara pimpinan Kim Jong Un ini harus membayar minimal 25 poundsterling yang setara dengan Rp 435.000 terlebih dahulu.

Biaya perjodohan dapat meningkat dan menurun tergantung permintaan klien.

Untuk membayar layanan, klien harus menggunakan "uang mobile" atau mata uang virtual yang digunakan di Korut dan dapat ditukar dengan uang tunai.

Teknik pembayaran semacam ini juga semakin populer di Korea Utara untuk transfer dan pembayaran.

"Setelah melakukan pembayaran, Anda bisa mengirim kriteria pasangan yang diinginkan kepada mak comblang," ujar sumber tersebut.

Berdasarkan kriteria ini, admin pengatur kencan atau mak comblang online akan mencarikan pasangan yang cocok.

Setelah itu, pengguna layanan mendapatkan satu set foto beserta informasi kehidupan orang-orang dalam foto tersebut untuk menentukan pasangan yang diminati.

Kriteria pasangan yang diinginkan klien bisa didasarkan pada penampilan, kebugaran, pekerjaan, latar belakang keluarga dan aset yang dimiliki.

Kemudian, pengguna layanan mengirim pesan teks kepada 'mak comblang' untuk merencanakan kencan.

Sudah ada sejak dulu

Sebenarnya, layanan perjodohan semacam ini di Korut telah ada sejak dulu.

Tapi, model bisnis baru melibatkan para spesialis yang mengelola basis data pria dan wanita.

Perubahan sosial di Korut menyebabkan peningkatan permintaan untuk industri perjodohan.

Biasanya, pernikahan warga Korut datur oleh tempat kerja dan lembaga pemerintah. 

Fenomena kencan online ini juga mencerminkan pandangan partai penguasa yang berubah tentang perjodohan.

Dulu, rezim Korut mengindoktrinasi warganya untuk tidak memandang pasangan sebagai kekasih, tapi "kawan revolusioner". 

Masyarakat diminta untuk menyingkirkan perasaan romantis dan memandang kencan hanya dalam pengertian transaksional.

Para muda-mudi biasanya menemukan pasangan di klub sosial yang merupakan acara besar selama masa liburan.

Momen inilah yang menjadi ajang para pria dan wanita muda berkumpul dan berharap untuk mendapatkan cinta sejati.

Gagasan itu berubah. Aplikasi kencan online ini adalah buktinya. Dulu, aplikasi seperti ini dilarang hadir.

Kini, masyarakat Korut memiliki peluang menemukan cinta sejati mereka, bukan lagi sekadar cinta transaksional. 

https://internasional.kompas.com/read/2019/08/23/14432041/akhirnya-warga-korut-bisa-gunakan-aplikasi-kencan-ala-tinder-untuk-cari

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke