Salin Artikel

Ibu dan Anak Pembelot Korea Utara Ditemukan Mati di Korsel, Diduga Kelaparan

Dilaporkan AFP, penemuan jasad ibu dan anak itu terjadi pada 31 Juli lalu. Saat ditemukan, keduanya diperkirakan sudah meninggal selama sekitar dua bulan.

Media lokal melaporkan, ibu yang diidentifikasi dengan nama keluarga Han, dan anaknya yang baru berusia enam tahun itu meninggal diduga karena kelaparan.

"Kami tidak melihat adanya tanda-tanda pembunuhan atau pun bunuh diri," kata seraong petugas di kantor kepolisian Gwanak, Seoul, kepada AFP, Selasa (13/8/2019).

"Kami masih menunggu hasil otopsi dari Layanan Forensik Nasional," tambahnya.

Menurut AFP, para pembelot Korea Utara yang pindah ke Selatan memenuhi syarat untuk memperoleh subsidi dari otoritas berwenang.

Meski demikian, beberapa dari mereka ada yang memilih untuk berjuang sendiri untuk berintegrasi ke dalam masyarakat Korea Selatan yang sangat berbeda.

Diberitakan surat kabar Korea Selatan, Dong-A Ilno, Han, yang diyakini berusia 40-an, diketahui telah menarik uang sebesar 3.858 won (sekitar Rp 45.000) yang dimiliki dari rekening banknya dua bulan lalu.

Diketahui pula bahwa sewa apartemen dan tagihan gasnya sudah menunggak selama lebih dari setahun, sementara dalam lemari es tidak ditemukan adanya makanan.

Surat kabar itu mengatakan dia membelot ke Selatan melalui China dan Thailand pada 2009, sebelum menikah dengan seorang pria Korea-China dan ikut pindah ke China.

Setelah bercerai, dia kembali ke Seoul tahun lalu bersama putranya, namun dia kesulitan untuk mencari pekerjaan.

Pihak kepolisian menolak mengkonfirmasi laporan surat kabar Dong-A Ilbo.

Korea Selatan merupakan negara dengan perekonomian terbesar keempat di Asia, namun kasus kematian keluarga karena kemiskinan dan isolasi sosial telah kerap dilaporkan dalam beberapa tahun terakhir.

Data pemerintah menunjukkan tahun lalu bahwa pembelot Korea Utara tiga kali lebih mungkin melakukan bunuh diri, baik karena trauma, isolasi, maupun kesulitan keuangan.

Jumlah warga Korea Utara yang membelot ke Korea Utara dilaporkan menurun selama masa pemerintahan Kim Jong Un, yang menggantikan ayahnya, Kim Jong Il pada akhir 2011.

Data yang dirilis pada September 2018 oleh Park Byeong-seug, anggota dari Partai Demokrat Korea Selatan, menunjukkan angka tersebut terus menurun sejak 2012.

Jumlah pembelot Korea Utara sempat mencapai 2.706 pada 2011, namun menurun hingga 1.127 pada 2017 lalu.

Sementara, hingga Agustus 2018, tercatat sudah ada 703 warga Korea Utara yang meninggalkan negara tertutuo itu dan membelot ke Selatan.

BBC pernah melaporkan, lebih dari 30.000 warga Korea Utara telah menyerang secara ilegal ke Selatan sejak gencatan senjata Perang Korea pada 1953.

Banyak dari para pembelot itu yang kabur melalui China, yang memiliki perbatasan terpanjang dengan Korea Utara.

https://internasional.kompas.com/read/2019/08/13/15324761/ibu-dan-anak-pembelot-korea-utara-ditemukan-mati-di-korsel-diduga

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke