Puing Jet Tempur F-35A Jepang yang Jatuh di Samudera Pasifik Ditemukan

Meski demikian, bagian terpenting yang dapat memberi petunjuk tentang kecelakaan pesawat tempur tersebut masih belum ditemukan.

"Hampir sebulan sejak jet tempur canggih F-35A jatuh ke laut di lepas pantai timur laut Jepang, tidak ada tubuh pilot, maupun badan pesawat yang ditemukan," kata Menteri Pertahanan Jepang Takeshi Iwaya.

Beberapa bagian pesawat jet yang telah ditemukan sejauh ini merupakan puing-puing bagian pesawat, termasuk bagian dari perekam data penerbangan (FDR), yang ditemukan pada atau setelah 3 Mei lalu.

"Kementerian Pertahanan masih mempelajari (bagian-bagian yang ditemukan), tetapi pada titik ini, bagian memori yang paling penting (dari perekam data penerbangan) belum ditemukan," tambah Iwaya, dikutip AFP.

Jet tempur F-35A milik Pasukan Bela Diri Udara Jepang dilaporkan hilang dari radar pada 9 April, setelah terbang dalam misi latihan malam di 135 kilometer timur Misawa, Jepang timur laut.

Pesawat hilang kontak dengan markas sekitar 30 menit setelah lepas landas dari Pangkalan Udara Misawa bersama dengan tiga pesawat tempur lainnya.

Militer Jepang bekerja sama dengan AS telah sepakat untuk terus berupaya menemukan seluruh bagian dari jet tempur F-35A yang jatuh.

Kedua negara menyatakan khawatir dengan adanya kemungkinan puing tersebut akan ditemukan oleh China atau Rusia yang berarti akan menjadi pelanggaran keamanan intelijen militer.

AS juga menyatakan akan mengerahkan kapal khusus untuk pencarian laut dalam ke lokasi jatuhnya F-35A untuk mengumpulkan sebagian besar puing-puing jet tempur buatan Lockheed Martin itu.

Bagian pesawat lain yang telah ditemukan adalah bagian ekor jet tempur.

Jepang telah membeli 13 unit F-35A dari AS seharga lebih dari 10 miliar yen (Rp 1,2 triliun) per unit, untuk menggantikan pesawat F-4 yang sudah mulai usang.

Jet tempur tersebut menjadi skuadron pertama F-35 yang ditempatkan di Misawa pada 26 Maret lalu.

Meski insiden kali ini membuat Jepang menangguhkan sementara operasional pesawat F-35A lainnya, namun kecelakaan tersebut tampaknya tidak mempengaruhi rencana Tokyo untuk melanjutkan proses pembelian berikutnya.