Salin Artikel

Jerman Rencanakan Denda Tinggi bagi Penolak Vaksinasi Campak

Sanksi itu diharapkan bisa mendukung pemberantasan campak di Jerman.

"Saya ingin memberantas campak," kata Jens Spahn kepada harian Bild am Sonntag.

"Semua orangtua harus bisa merasa aman dan mengetahui anak-anak mereka tidak akan terinfeksi dan terancam oleh campak," ujarnya.

Lembaga penelitian kesehatan Robert Koch Institut di Jerman meyakini saat ini 93 persen anak-anak sudah menjalani vaksinasi campak.

Namun, angka ini masih di bawah tingkat vaksinasi 95 persen yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Jens Spahn mengatakan, UU yang baru bisa membantu melindungi anak-anak balita yang belum menerima suntikan imunisasi karena masih terlalu kecil.

"Di taman kanak-kanak, ada anak di bawah 10 bulan, yang terlalu muda untuk vaksinasi dan karenanya terancam (terinfeksi campak)," ucapnya.

Mulai berlaku 2020

RUU yang diajukan Jens Spahn memuat opsi berbeda untuk orangtua anak pada usia sekolah.

Karena di Jerman ada wajib belajar untuk tingkat pendidikan dasar, anak-anak yang tidak divaksinasi campak tidak bisa dikeluarkan dari sekolah. Jadi orangtua mereka akan diharuskan membayar denda tinggi.

Tapi untuk anak di bawah usia 10 bulan atau anak yang lebih tua namun tidak dapat divaksinasi campak karena alasan kesehatan, misalnya penerima organ donor atau orang yang menderita leukemia, orangtua harus dapatmembuktikan kondisi medis itu.

Menurut RUU vaksinasi yang baru, pada Juli 2020 orangtua yang mendaftarkan anak-anak mereka untuk TK atau sekolah perlu menyertakan bukti sang anak telah divaksinasi.

Vaksinasi juga akan menjadi wajib bagi karyawan rumah sakit dan praktik medis swasta.

Angka infeksi meroket

RUU yang baru itu sekarang sedang dibahas dalam kabinet dan diharapkan bisa disahkan tahun ini untuk mulai berlaku pada Maret 2020.

WHO dan PBB telah berulang kali menyerukan tindakan segera untuk menghadapi lonjakan infeksi campak baru-baru ini di seluruh dunia.

Tahun lalu, campak menyebabkan sekitar 136.000 orang meninggal, dan jumlah individu yang terinfeksi penyakit ini naik 50 persen dibandingkan dengan 2017.

Negara-negara maju juga mengalami peningkatan infeksi campak, sebagian karena banyak orangtua menolak vaksinasi.

Hal itu karena adanya pandangan yang tidak benar tentang vaksin bisa menyebabkan autisme.

Jerman juga mengalami lonjakan angka infeksi campak di beberapa negara bagian. Selama dua bulan pertama tahun 2019 tercatat ada 170 kasus campak.

https://internasional.kompas.com/read/2019/05/06/22104701/jerman-rencanakan-denda-tinggi-bagi-penolak-vaksinasi-campak

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke