Salin Artikel

"Capek Mengantre Tentu Iya, Tetapi Ini Demi Indonesia"

Tanpa henti warga negara Indonesia berduyun-duyun mendatangi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura.  Bahkan ketika sampai pukul 18.00 waktu setempat, tepat ketika antrean ditutup, warga masih terlihat dalam barisan antrean hingga mencapai 2 km dari KBRI. 

Cuaca silih berganti. Panas terik memanggang dari pagi hingga jarum jam menunjukkan waktu untuk makan siang. Memasuki sore hari bulir-bulir air hujan mulai bertetesan.

Hujan yang membasahi "Negeri Singa" tidak sedikit pun menggentarkan semangat warga yang ingin memastikan suara mereka tersalurkan.

Payung berwarna-warni langsung dibuka, menandakan persiapan matang yang telah mereka lakukan.

Antrean pagi mencapai satu jam untuk memasuki kompleks KBRI, sementara antrean siang menjelang sore hari menembus 3-4 jam. Waktu yang tidaklah sebentar untuk warga yang biasanya memiliki banyak agenda pribadi di hari Minggu.

“Capek mengantri tentu iya, tetapi ini demi Indonesia. Saya harus sampai ke bilik suara untuk mencoblos,” ucap salah satu pekerja rumah tangga yang mengantre dari pukul 13.00 hingga 16.00.

Bagi perempuan itu dan dua rekan seprofesinya, ini merupakan pengalaman pertama mencoblos di Singapura.

Beda lagi dengan Maulana Bachtiar yang sudah menetap 14 tahun di Singapura. Dia bahkan rela mengantre dua kali. 

“Saya sudah mengantre dari pukul 14.30, namun akhirnya memutuskan pulang lagi setelah setengah jam lebih karena membawa bayi, ribet tentunya," katanya.

Selang dua jam kemudian, dia kembali ke antrean sekitar pukul 17.00. Bersama istri tercinta mencoblos, akhirnya pada pukul 18.40 Maulana dapat gilran mencoblos setelah penantian dua jam lebih.

“Motivasi saya jelas ingin menggunakan hak pilih karena pilihan saya. Kita sekarang menentukan nasib bangsa, menentukan nasib anak-anak serta keturunan kita di masa depan," ujarnya.

Tepat pukul 18.04, antrean resmi ditutup. Proses pemungutan suara selesai pukul 20.00. Data tidak resmi menunjukan lonjakan luar biasa partisipasi pemilih atau turnout dari pemilu 2014 yang hanya 22 persen.

Diperkirakan persentase partisipasi pemilih di Singapura bakal meningkat dua kali lipat.

Sorak kebanggaan akan Indonesia dan nada-nada nasionalisme serta patriotik terus dikumandangkan warga yang telah selesai mencoblos.

Hal itu jadi bukti tidak lunturnya kecintaan akan tanah air walau sudah bertahun-tahun bermukim di negeri orang.

https://internasional.kompas.com/read/2019/04/14/23080881/capek-mengantre-tentu-iya-tetapi-ini-demi-indonesia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke